Keajaiban Letusan Dahsyat Gunung Sunda

 

AJAIBNYA.COM ~ Mochamad Nugraha Kartadinata, geolog dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang juga telah mengkaji Gunung Tangkuban Parahu dan Gunung Sunda, lebih jauh mengungkap sejarah letusan-letusan yang terjadi.

Letusan Dahsyat Gunung Sunda

Letusan dahsyat Gunung Sunda oleh Mochamad dibagi menjadi beberapa episode letusan. Antara 210.000-128.000 tahun yang lalu, episode letusan yang mengalirkan lava, disusul dengan episode 13 unit letusan yang dalam satu unit letusan bisa terjadi lebih dari satu kali letusan besar.

Kurang lebih 105.000 tahun yang lalu fase letusan-letusan yang meruntuhkan badan gunung Sunda hingga membentuk kaldera dimulai. Meliputi fase plinian, freatomagmatik, dan fase ignimbrit.

Pada fase ignimbrit tercatat lontaran volume materi yang keluar mencapai 66 km3 hingga menutupi kawasan dalam radius 200 km2. Di beberapa tempat rata-rata ketebalan bahkan mencapai 40 meter.

BACA:  Benarkah Nusantara Asal Peradaban Dunia?

Sebagai pembanding, Gunung Krakatau yang meletus tahun 1883 itu melontarkan material 18 km3 dan letusan gunung Tambora tahun 1815 menghamburkan 150 km3 material.

Banyaknya material yang dikeluarkan masih merupakan perkiraan, terlebih jika material tersebut mengakibatkan sebagian besar dari tubuh Gunung Sunda runtuh, hingga membentuk kaldera seluas 6,5 x 7,5 km.

T. Bachtiar lebih jauh menyimpulkan bahwa letusan Gunung Sunda fase ketiga itulah yang telah menguruk Citarum Purba di utara Padalarang, hingga membentuk danau raksasa, Danau Bandung Purba.

Dari kaldera Gunung Sunda itu kemudian lahir Gunung Tangkuban Parahu kuno yang diperkirakan meletus di antara 90.000-10.000 tahun yang lalu sebanyak 30 unit letusan. 12 unit letusan terjadi antara 10.000-50 tahun yang lalu pada Gunung Tangkuban Parahu Muda.

BACA:  Letusan Gunung Toba Sebabkan Zaman Es

Erupsi dari Tangkuban Parahu, bersamaan dengan terjadinya patahan Lembang sampai Gunung Malangyang yang memisahkan dataran tinggi Lembang dari dataran tinggi Bandung. Kejadian yang diperkirakan van Bemmelen berlangsung pada kisaran 11.000 tahun yang lalu.

Sisa gunung purba raksasa yang terbentuk sekitar 2 juta tahun lalu ini sekarang adalah punggungan bukit. Di sekitar Situ Lembang dan Gunung Burangrang diyakini sebagai salah satu kerucut sampingan dari Gunung Sunda Purba.

Sisa lain dari lereng Gunung Sunda Purba ini terdapat di sebelah utara Bandung, khususnya sebelah timur Sungai Cikapundung sampai Gunung Malangyang, yang oleh van Bemmelen disebut sebagai Blok Pulasari.

Sisa lain dari Gunung Sunda Purba ini menurut Koesoemadinata dalam makalahnya “Asal-Usul dan Prasejarah Ki Sunda” adalah Bukit Putri yang berada di sebelah timur laut Lembang.

BACA:  Jejak Warisan Pelaut Nusantara di Afrika ( Bagian III )

Dalam bukunya, The Geology of Indonesia, Geolog Belanda, RW Van Bemmelen, mengatakan Dataran Sunda hampir sepenuhnya dikelilingi sistem Gunung Sunda. Ia pun menduga nenek moyang Sunda kemungkinan menyaksikan meletusnya Gunung Sunda.

Untuk arti dan makna dari Gunung Sunda sendiri, Van Bemmelen, mengutip ahli bahasa Belanda, CC Berg, yang berpendapat bahwa Sunda berasal dari kata Sanskertachudda yang berarti murni atau putih.

Kata dan atau istilah Sunda sendiri sebetulnya sudah tidak asing lagi dan sangat mengakar dalam sejarah Indonesia khususnya sejarah masyarakat Jawa Barat.

Sunda dalam konsep geopolitis pada masa lalu merupakan entitas sebuah kerajaan yang selama berabad-abad berkuasa di wilayah Jawa Bagian Barat, di tempat yang sama di mana Gunung Sunda Purba pada masa lalu kokoh berdiri.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN