Contoh Karangan Deskripsi

 

Karangan DeskripsiAJAIBNYA.COM – Seperti juga halnya dengan karangan narasi atau eksposisi, akhir-akhir ini banyak anak sekolah yang ditugaskan mencari informasi tentang contoh karangan deskripsi.

Terlebih dahulu mari kita mencari definisi karangan deskripsi itu. Karangan deskripsi adalah karangan yang isinya melukiskan suatu objek dengan rangkaian kata-kata yang dapat merangsang indra pembaca.

Artinya, dalam sebuah karangan deskripsi, penulis menginginkan agar pembaca seolah-olah bisa ikut melihat, mendengar dan merasakan apa yang ditulis oleh penulis.

Bentuk karangan deskripsi umumnya bisa dijumpai dalam artikel-artikel tentang pariwisata, karya sastra, dan laporan peristiwa di media massa. Karangan deskripsi adalah bentuk karangan yang sebenarnya sangat mudah dibuat oleh siapa saja.

Sebenarnya sangat mudah membedakan yang mana karangan deskripsi, karangan narasi atau karangan argumentasi dan eksposisi. Kita bisa melihat karakteristik dan ciri-cirinya saja.

Nah, apa saja ciri-ciri dari sebuah karangan deskripsi? Berikut adalah beberapa diantaranya:

  • Memberikan gambaran tentang suatu benda, tempat atau suasana
  • Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra
  • Mempunyai tujuan agar seolah – olah pembaca bisa ikut mendengar, melihat atau merasakan apa yang dideskripsikan oleh penulis
  • Memberikan penjelasan mengenai objek yang dideskripsikan, bisa berupa warna, ukuran, sifat dan lain -lain.
BACA:  Khasiat Batu Zamrud

Karangan deskripsi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

  • Karangan deskripsi literer (deskripsi analitik), yaitu karangan deskripsi yang berupaya mensugesti atau mengimpresi pembaca dengan kata-kata yang memikat dan enak dibaca.
  • Karangan deskripsi ekspositoris atau deskripsi teknik, sebuah tulisan yang menjelaskan sesuatu dengan perincian yang sangat jelas, tanpa menekankan unsur sugesti atau impressi pembacanya.

CONTOH KARANGAN DESKRIPSI

Di bawah ini kami sajikan beberapa contoh dari karangan deskripsi yang bisa Anda pelajari:

Apotik

Siang itu aku sedang duduk santai di sofa empuk di dalam apotik milikku yang baru saja dibuka. Apotik ini adalah impianku sejak aku kuliah di Farmasi dulu. Sekarang aku memandang puas pada usahaku selama ini. Aku bisa mendirikan apotik di kota kelahiranku.

Apotik ini cukup luas, beberapa rak besar tempat obat-obatan berjejer rapi dengan kemasan-kemasan obat warna-warni yang dikelompokkan menurut farmakologinya dan disusun alfabetis. Pandangan saya tertuju pada rak buku di pojok ruangan yang berisi buku-buku tebal. Ku ambil satu buku yang disampulnya tertulis Informasi Spesialis Obat atau yang biasa disebut kalangan farmasi dengan buku ISO.

Setelah ku pandangi aku tersenyum dan mengembalikannya ke tempat semula. buku ini adalah buku pertama yang kubeli saat aku kuliah dulu. Aku memandang lagi secara keseluruhan apotik ini, sebuah televisi 14 inci dan sebuah computer di meja kasir. Hembusan angin dari AC cukup membuat udara terasa sejuk di bulan Mei yang panas ini.

Selain itu, Anda juga melihat karangan deskripsi lainnya di bawah ini:

Kilometer Nol, Sebuah Lambang

Sebuah tugu di ujung Utara pulau Weah Aceh, berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berteratak mirip tangga bersusun lima. Dengan panjang dan lebar sekitar enam meter. Tentu itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, kotamadya Sabang. Itulah kilometer nol Indonesia. Berada di tugu itu, terasa sesuatu merayap di kalbu, perasaan keindonesiaan. Lagu patriotik Dari Sabang sampai Marauke seakan-akan tergiang-ngiang di telinga. Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling Barat Nusantara.

Lambang Garuda begitu megah bertenger di puncak tugu. Di bawah kaki Sang Garuda, ada relief yang melukiskan untaian zamrud kepulauan di Indonesia. Memang, sempat timbul tanda tanya, apakah kilometer nol ini benar menjadi ukuran pasti dimulainya bentangan jalan raya dari ujung Barat Indonesia ke Timur. Akan tetapi, berada dititik itu, slogan Sabang-Marauke tiba-tiba menjadi sangat bermakna.

Dari titik nol kilometer ini, jalan hanya selebar 3 meter. Itupun hanya permukaan sekitar 2 meter yang kelihatan, selebihnya tertutup semak belukar. Sulit dibayangkan, jika ada kendaraan 2 arah berada di jalur itu. Jarakkilometer nol ke kota Sabang 22,5 Km. Lalu, dari Sabang terbentang lagi jarak 28 mil laut atau hampir 52 Km dan tiga jam perjalanan feri ke ujung utara Sumatra.

Jalan menuju kilometer nol hampir tak berbicara sebagai sebuah jalan raya. Kilometer nol pun seakan-akan tak berbicara sebagai tanda kilometer di tempat lain. Bahkan pualam bertuliskan”KM0” telah dicopot tangan-tangan jahil. Sedangkan tugu-tugu yang kesepian itu tak pernah dihiraukan sebagai tanda kilometer jalan raya. Akan tetapi, dalam keheningan belukar di Jaboi, di bawah bola-bola awan yang keperakan, di sela-sela deburan ombak, tugu itu tetap tegar sebagai sebuah lambang yang berbicara tentang kesatuan Indonesia.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN