Akankah Gunung Slamet Meletus?

 

Pendakian di Gunung Slamet kini sudah tidak di bolehkan lagi, hal ini di sebabkan dengan meningkatnya status Gunung tersebut dari Normal (level I) hingga menjadi waspada (level II), sejak Senin  10 Maret 2014 pukul 21.00 WIB oleh Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono.

Gunung Slamet

Gunung Slamet yang berpotensi meletus

Hal ini di sebabkan dengan adanya tanda-tanda peningkatan aktivitas gunung tersebut di antaranya asap solfatara berubah warna dari semula putih menjadi hitam pekat dengan ketinggian berkisar antara 100-200 meter. Selain itu, kegempaan juga meningkat meski fluktuatif.

Peningkatan kegempaan di Gunung Slamet berimbas pada sejumlah daerah di Banyumas dan Purbalingga yang diguyur hujan abu meskipun tak begitu tebal dan sejumlah kota di Jawa Tengah, yakni Pemalang, Brebes danTegal. Masyarakat atau wisatawan di minta untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah Slamet.

BACA:  Sejarah Letusan Gunung Slamet

Menurut Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata Purbalingga bahwa dengan peningkatan status tersebut, pendakian ke gunung dengan tinggi 3.428 meter di atas permukaan laut tersebut dilarang. Pendakian melalui jalur Bambangan Purbalingga untuk sementara ditutup.

Tercatat 450 Gempa

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan peningkatan aktivitas Gunung Slamet ditandai dengan meningkatnya jumlah gempa embusan serta tebal asap embusan yang semakin tinggi.

Pemantauan visual gunung api itu pada 1-7 Maret 2014 mendapati asap putih tipis-tebal setinggi 25-600 meter dari puncak, lalu pada 8-10 Maret 2014 pengamatan visual mendapati ketinggian asap 25-1.000 meter dari puncak.

Rekaman aktivitas kegempaan gunung api itu juga mengalami peningkatan. Pada rentang 1-7 Maret 2014 terekam 1.209 kali gempa embusan, empat kali gempa vulkanis dangkal, serta satu kali gempa vulkanis dalam. Lalu, pada 8-10 Maret 2014 hingga pukul 1 siang, terekam 441 kali gempa embusan serta sembilan kali gempa vulkanis dangkal.

BACA:  Benarkah Peradaban Sumeria, Indian Maya/Aztex Tunduk kepada Bangsa Jawa/Nusantara/Sunda Land?

Surono, mengatakan pemicu naiknya aktivitas Gunung Slamet yang asalnya berstatus normal itu diakibatkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan gunung api tersebut. Dalam radius 2 kilometer dari kawah Gunung Slamet, masayarakat di minta untuk tidak beraktivitas.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN