AJAIBNYA.COM – Wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit sangat luas di bumi Nusantara. Puncak kejayaan bahari tercapai pada abad ke-14 ketika Majapahit menguasai seluruh Nusantara bahkan pengaruhnya meluas sampai ke negara-negara asing tetangganya.
Kerajaan Majapahit di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk, dan Gajah Mada mengalami masa kejayaan yang begitu luar biasa. Apalagi di ujung terdepan armada laut Kerajaan Majapahit ada Kapal Perang Kerajaan yang dipimpin oleh Senapati Sarwajala (Laksamana Laut) Mpu Nala.
Peta Kerajaan Majapahit
Kekuatan militer Majapahit saat itu telah berkembang pesat dan membuat Majapahit menjadi kerajaan besar yang mampu memberikan jaminan keamanan perdagangan di sebagian besar wilayah Nusantara.
Penyatuan Nusantara oleh Majapahit melalui ekspedisi-ekspedisi bahari dimulai tak lama setelah Mahapatih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Tan Ayun Amuktia Palapa yang terkenal itu pada tahun 1334:
Sira Gajah Mada patih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tañjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”.
Ekspansi bahari ini tercatat dalam Negara Kertagama anggitan Mpu Prapanca pada tahun 1365. Menurut kitab Pujasatra Nāgarakṛtāgama pupuh XIII dan XIV, berikut adalah daerah-daerah nusa pranusa pramuka “pulau demi pulau sebagai negara” bawahan Majapahit disebut sebagai mañcanagara.
Negara-negara taklukan di Jawa tidak disebut karena masih dianggap sebagai bagian dari “mandala” kerajaan. Dalam daftar ini diberikan pula nama modern suatu tempat bila sudah disepakati sebagian besar ahli sejarah.
Buku ini membagi wilayah kekuasaan Majapahit dalam empat kelompok wilayah:
I. Wilayah-wilayah Sumatra
Sumatra disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Melayu” yang meliputi Jambi, Palembang, Keritang (sekarang kecamatan Keritang Indragiri Hilir), Teba (Batak Toba), Darmasraya (Kerajaan Malayu Dharmasraya), Kandis, Kahwas, Minangkabau (masyarakat periode pra-Pagaruyung), Siak (masyarakat pra-Kesultanan Siak), Rokan (Rokan Hilir dan Rokan Hulu), Kampar, Pane (Panai), Kampe (Pulau Kampai, pulau di Kabupaten Langkat sekarang;
Haru (atau Aru, berpusat di Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang sekarang), Mandsailing, Tamihang (Aceh Tamiang), Perlak (Peureulak), Padang Lawas, Samudra, Lamuri (pusatnya sekarang berupa desa di Kabupaten Aceh Besar), Bantan (Pulau Bintan), Lampung, Barus (atau Pancur, kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah sekarang).
II. Wilayah-wilayah di Tanjung Negara (Kalimantan) dan Tringgano (Trengganu)
Kalimantan disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Nusa Tanjungnegara” dan/atau “Pulau Tanjungpura” wilayahnya meliputi : Kapuas-Katingan (sekarang Kabupaten Kapuas-Kabupaten Katingan di Kalimantan Tengah), Sampit (sekarang ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur), Kuta Lingga (artinya kota Lingga, situs Candi Laras/Kerajaan Negara Dipa), Kuta Waringin (artinya kota beringin, masyarakat pra-Kerajaan Kotawaringin, sekarang Kabupaten Kotawaringin Barat), Sambas (Kerajaan Sambas Kuno, sekarang Kanupaten Sambas;
Lawai (hulu sungai Kapuas), Kadandangan (sekarang kecamatan Kendawangan, Ketapang), Landa (Kerajaan Landak, sekarang Kabupaten Landak), Samadang (Semandang, wilayah Kerajaan Tanjungpura), Tirem (Tirun/Kerajaan Tidung, sekarang Kota Tarakan), Sedu (di Serawak), Barune (sekarang negara Brunai), Kalka, Saludung (Kingdom of Maynila), sekarang Kota Manila, Filipina), Solot (kerajaan masyarakat [Dayak]-Buranun, penduduk pegunungan di Kepulauan Sulu cikal bakal suku Suluk/Kesultanan Sulu), Pasir (masyarakat pra-Kesultanan Pasir, sekarang Kabupaten Paser);
Barito (sekarang Kabupaten Barito Utara), Sawaku (Sawakung – Berau kuno atau kecamatan Pulau Sebuku, Kota Baru), Tabalung (sekarang Kabupaten Tabalong dengan kotanya Tanjungpuri di tepi sungai Tabalong, ibukota pertama Kesultanan Banjar pada era Hindu), Tanjung Kutei (Kesultanan Kutrai Kartanagara, Tanjung = Berau kuno), Malano (“di Nusa Tanjungpura”, masyarakat suku Melanau di Serawak dan Kalimantan Barat).
III. Wilayah-wilayah di sekitar Tumasik (Singapura)
Semenanjung Malaya: Wilayah yang sekarang dikenal sebagai Malaysia Barat ini disebut di Nāgarakṛtāgama sebagai “Hujung Medini”. Wilayahnya meliputi : Pahang (negara bagian Pahang, Malaysia), Langkasuka, Saimwang, Kelantan, Terengganu, Johor, Paka (sekarang cuma merupakan desa nelayan), Muar (sekarang distrik di Johor), Dungun (sekarang adalah desa nelayan di Terengganu), Tumasik (sekarang menjadi negara Singapura),Kelang (Selangor), Kedah, Jerai, dan Kanjapiniran.
IV. Wilayah-wilayah di sebelah timur Pulau Jawa (Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku sampai Irian)
Wilayahnya meliputi : Bali (yang disebut adalah Bedahulu dan Lawagajah (Lilowang, Negara), Sukun, Taliwang (di Pulau Sumbawa), Pulau Sapi, Dompo (Dompu), Sang Hyang Api (Gunung Api, Sangeang), Hutan Kendali (Pula Buru), Pulau Gurun (Gorong) atau Lombok Mirah (Lombok Timur), Sasak (dikatakan “diperintah seluruhnya”), Sulawesi yaitu Batayan (Bontain, Bantaeng);
Luwuk (Kesultanan Luwu), Udamakatraya dan pulau lain-lainnya, “Pulau” Makasar, Pulau Butun (Buton, Kesultanan Buton), Pulau Banggawi (Kepulauan Banggai), Kunir (P. Kunyit), Galian, Salaya (Saleier) atau Salayar (Pulau Selayar), Sumba, Bima, Solot (Solor), Maluku yaitu Muar (Kei), Wanda(n) (Kepulauan Banda), Ambon atau pulau Maluku, Ternate, Wanin (Onin, daerah Kabupaten Fakfak), Seran (Pulau Seram, Irian bagian Selatan), Timor dan beberapa lagi pulau-pulau lain.
Bahkan juga terungkap dalam catatan sejarah bahwa pengaruh dalam kaitan sebagai negara-negara Mitreka Satata, Kerajaan Majapahit telah sampai kepada beberapa wilayah negara asing, antara lain: Syangkayodhyapura (Ayutthaya dari Thailand), Dharmmanagari (Kerajaan Nakhon Si Thammarat), Marutma, Rajapura dan Sinhanagari (kerajaan di Myanmar).
Juga hingga ke Kerajaan Champa (Kamboja),dan Yawana (Annam) sebagai negara aliansi Majapahit, selain itu terdapat beberapa negara yang menjalin kemitraan dengan Majapahit adalah: Lagor, India, Filipina, dan Cina.
Semua kebesaran itu diawali di sebuah wilayah di Jawa Timur, bernama Trowulan, sebuah desa di Mojokerto. Di sini bisa dijumpai peninggalan-peninggalan budaya Majapahit yang eksotis yang bersifat monumental maupun artefak.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin