Gunung Lawu Pernah Meletus

 

Mungkin banyak yang sudah bertanya-tanya dalam benak orang-orang saat ini mengenai kemungkinan adanya letusan susulan yang akan terjadi setelah meletusnya gunung Kelud yang ada di Kediri. Wajarlah bagi setiap orang untuk was-was saat ini.

Gunung Lawu Pernah Meletus

Gunung Lawu 

Nah, setelah meletusnya Gunung Kelud  kira-kira Gunung apa lagi yang akan menyusul untuk mengeluarkan isi perutnya..!!Pertanyaan ini akan mungkin selalu tersimpan di dalam benak kita selama peristiwa itu belum terjadi dan di alami sendiri oleh kita..Dan sebagai manusia yang berakal tentu saja kita akan senantiasa mawas diri.

Mungkin kalian sudah pernah mendengar nama Gunung Lawu, pasti  atau mungkin seluruh masyarakat Indonesia sudah pernah mendengar tentang Gunung Lawu, baik itu mengenai legenda, mitos atau bahkan mengenai misteri yang menyelimuti Gunung tersebut.

Nah, untuk postingan kali ini kami tidak akan membahas mengenai yang telah di sebutkan di atas, tetapi kami akan mencoba membahas mengenai Sejarah meletusnya Gunung Lawu. Kami akan menyajikannya untuk para pembaca sekalian. Selamat menikmati..!!

Gunung Lawu Pernah Meletus

Menurut Sejarahnya, Gunung Lawu pernah meletus terakhir pada tanggal 28 November 1885. Dan disebutkan pula, Gunung Lawu konon pernah meletus pada tanggal 1 Mei 1752, namun keterangan ini belum dapat dikonfirmasi dengan data-data referensi yang kuat.

Setelah meletus pada tanggal 28 November 1885, Gunung Lawu tidak pernah lagi dilaporkan meletus lagi hingga tahun 2014 ini. Kendati demikian, Kepada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Subandriyo, menegaskan bahwa dalam ilmu kegunungapian, tak ada jaminan gunung berapi akan mati, termasuk Gunung Lawu.

BACA:  Kekuasaan Raja Purnawarman

Gunung Lawu dilihat dari telaga Sarangan

Gunung Lawu dilihat dari telaga Sarangan

Disebutkan, Gunung Sinabung merupakan gunung api tipe B, yakni gunung api yang dinyatakan tidur atau tidak aktif sejak tahun 1.600. Hal serupa, kata Subandriyo, juga pernah terjadi pada Gunung Pinatubo, Filipina. Gunung tersebut selama 600 tahun tercatat tidak pernah memiliki kegiatan vulkanik apapun. Namun pada Juni 1991, gunung itu bangkit lagi.

Gunung api dengan tipe yang sama di Jawa Tengah, yakni Gunung Lawu di Karanganyar. “Gunung-gunung itu dalam geologi masuk dalam kategori gunung muda. Gunung muda, mungkin bisa aktif kembali,” ujarnya. Menurut Subandriyo, suatu saat Gunung Lawu bisa aktif kembali.

Namun Kepala BPPTKG Yogyakarta tidak dapat memastikan kapan Gunung Lawu akan bisa aktif kembali. Yang pasti, Subandriyo menunjukkan sejumlah fakta adanya gunung api yang pernah “tidur” ratusan tahun tiba-tiba dapat aktif kembali. Gunung Sinabung di Sumatera Utara misalnya, walau sudah “tidur” 400 tahun ternyata dapat meletus lagi pada September 2013 lalu.

Di Gunung Lawu, menurut Subandriyo, aktivitas yang masih bisa dirasakan adalah terdapatnya bau belerang. Ketika berada di atas gunung di puncak Hargo Dumilah, di bawah puncak itu terdapat tanah lapang. “Tanah lapang itu dulu adalah kawah Gunung Lawu,”

Catatan Para Pendaki Gunung Lawu

Menurut catatan para pendaki , Gunung Lawu (tinggi (3.265 m dpl) memiliki tiga kawah, yakni dua kawah tua di sebelah utara (biasa disebut Telaga Kuning dan Telaga Lembung Selayur), dan kawah muda di sebelah selatan (disebut Kawah Condrodimuko).

Vegetasi di puncak Lawu pada tahun 1912 masih nampak sangat lebat. Edelweis tumbuh diantara pepohonan yang lain.

BACA:  Mengungkap Rahasia Bangsa yang Hilang

Edelweis di puncak gunung lawu tahun 1912

Edelweis di puncak gunung lawu tahun 1912

Kawah Condrodimuko berada di sebelah selatan Gunung Lawu membentuk aliran sungai yang memisahkan antara propinsi Jawa Tengah dan propinsi Jawa Timur. Kawah ini menyebarkan bau belerang yang cukup menyengat terutama di pagi hari.

Pada bulan desember tahun 1978 terjadi gempa di Gunung Lawu, dan pada bulan mei tahun 1979 pergerakan magma di dalam perut Gunung Lawu, mengakibatkan gempa yang tercatat hingga 1000 kali dalam satu hari, dan yang dapat dirasakan getarannya 50 kali dalam 1 hari. Namun tidak terjadi perubahan alam maupun letusan gunung.

Pesona Gunung Lawu sejak jaman Belanda sudah sering dinikmati bule – bule, dengan banyaknya vila – vila di Telaga Sarangan dan Tawangmangu. Gunung Lawu dilihat dari telaga Sarangan, yang terletak di sebelah timur gunung Lawu, kelihatan sangat menawan.

Kawah Condrodimuko, kawah Gunung Lawu pada tahun 1930. Sebelum tahun 60 – an untuk mendaki gunung Lawu jalurnya melewati kawah Condrodimuko ini. Namun karena jalur ini longsor maka jalur pendakian telah berubah menjadi seperti sekarang ini. Kawah ini di pagi hari baunya sangat menyengat, letak kawah ini di dekat Pos 3 jalur Cemoro Sewu. Bila mendaki gunung Lawu lewat Cemoro Sewu mulai dari Pos 2 hingga Pos 3 kita akan mencium bau belerang.

BACA:  Jejak Warisan Pelaut Nusantara di Afrika

Kawah Condrodimuko Tahun 1930

Kawah Condrodimuko Tahun 1930

Pondok Hargo Dalem pada tahun 1930. Kalau diperhatikan coretan pada dinding pondok bertuliskan “Toko LIEM Sarangan” menunjukan bahwa pada waktu itu sudah menjadi tradisi masyarakat sekitar Lawu untuk mendaki gunung Lawu terutama pada bulan Suro.

Pondok Hargo Dalem pada tahun 1930.

Pondok Hargo Dalem pada tahun 1930

Kawah tua Telaga Kuning di puncak gunung Lawu tahun 1910 – pada musim hujan kawah telaga kuning ini berisi air, sehingga membentuk telaga. Dahulu para peziarah melakukan ritual dengan mancelupkan badan ke dalam telaga, bila seluruh tubuhnya berhasil masuk ke dalam telaga maka, keinginannya akan terkabul. Memang agak susah berhubung air telaga tidak terlalu dalam, bahkan sering kali kering.

Kawah tua  Telaga Kuning tahun 1910

Kawah tua  Telaga Kuning tahun 1910

Inilah puncak Lawu pada tahun 1930. Para bule – bule eropa ini berfoto bersama di puncak Lawu pada tahun 1930. Memang sejak ratusan tahun yang lalu gunung Lawu sudah sering di daki oleh para peziarah – peziarah Hindu. Di kaki gunung Lawu pun banyak terdapat candi – candi Hindu peninggalan jaman Majapahit.

puncak Lawu pada tahun 1930

Puncak Lawu pada tahun 1930

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN