Era atau masa kejayaan peradaban Indonesia ternyata terbagi menjadi 3 zaman:
1. Masa Wangsa Keling
Wangsa itu artinya bangsa, sedangkan Keling artinya kuat.
Jadi Wangsa Keling itu artinya bangsa yang kuat yang dulu menjajah sampai ke Kamboja, Vietnam (Indochina), Thailand, Burma, Srilangka, India hingga ke Madagaskar.Rajanya yang terkenal saat itu bernama Sailendra. Bahasa yang digunakan menggunakan huruf Pallawa yang modelnya menyerupai huruf Mesir kuno (Israel).Ada kesamaan yang menyolok antara huruf Pallawa dan Mesir kuno.
Pusat pemerintahannya saat itu terletak disekitar daerah Yogya hingga hingga ke wilayah Dieng.
Makanya di Israel sendiri ada kabar bahwa mereka menyebut keturunan Moria, yaitu tiada lain adalah gunung Muria yang ada di daerah Dieng.
Sedangkan Dieng sendiri itu artinya penguasa. Dari kata Dieng berubah nama menjadi Dah Nyang (Dayang) yang berarti Dah Hyang atau Penguasa.
Setelah itu Wangsa Keling hilang beberapa abad lamanya yang ditengarai dengan munculnya situs Dieng (penguasa) diatas maupun bangunan Candi Borobudur.
Habisnya masa Wangsa Keling ini ditandai dengan bangunan Baqa’ atau Baqi’ yang artinya kuburan atau berakhir yang ditengarai dengan munculnya Candi Boko (Baqo’).
2. Masa Medang Kamulyan
Medang artinya Kemajuan dan Kamulyan artinya Kemuliaan (kejayaan).
Jadi zaman medang kamulyan artinya zaman atau eranya kemajuan, terutama dalam bidang keagamaan, dimana agama lebih dititikberatkan dalam sistem pendidikan terpadu mulai dari tingkat (lingkup) kecil hingga lingkup besar (kongres). Istilahnya sekolah di agama.
Dulu belum dikenal sekolah modern seperti zaman sekarang ini.
Rajanya yang terkenal adalah Ratu Boko yang merupakan cikal bakal munculnya huruf-huruf Sangsekerta (sansekerta) yang dikenalkan pertama kali oleh Aji Saka. Kemudian huruf-huruf tadi bergeser menjadi bahasa Sangsekerta.
Jadi Sansekerta itu asli (murni) berasal dar Indonesia, bukan berasal dari India.
Di India tidak ada kata-kata “SANG”.
Lebih dekat lagi ke China ada contoh, misal Chiang Kai Sek dibacanya “Sang”.
Sang itu bahasa kita, ya bahasa Saka.
Sedangkan Aji Saka sendiri merupakan gabungan dari kata Aji dan Saka.
Aji artinya sesuatu yang dihormati, dan Saka itu berasal dari bahasa jawa kuno yang artinya tiang / cagak / penyangga.
Dan kalau bergeser ke China menjadi TIAN atau Tuhan. Jadi Aji Saka artinya Sesuatu yang dihormati karena Tuhan atau segala sesuatunya mengacu pada Tuhannya yang sangat dihormatinya.
Huruf-huruf yang dipakainya adalah Sansekerta, dimana KERTA itu artinya empat (4).
Dari kata WANGSA lalu bergeser menjadi SANG.
Jadi Sansekerta itu maksudnya adalah Empat (4) bangsa yang meliputi :
a. Bangsa China seperti China sendiri, Vietnam, Laos, Kamboja yang kesemuanya terkenal dengan bangsa “Chin”.
b. Birma hingga Thailand terkenal dengan bangsa “Thai”
c. Madagaskar, Srilangka, India dan seterusnya hingga mesir terkenal dengan sebutan bangsa Afrika.
d. Jawa, Sumatra, Papua hingga kepulauan Polinesia dan Hawai terkenal dengan sebutan Bani Jawa.
Dari keterangan diatas maka jelaslah bahwa Sansekerta sangat kuat pengaruhnya di wilayah Srilangka maupun India hingga saat ini. Dari keempat bangsa itulah jika digabungkan menjadi satu menjadi istilah NUSANTARA atau Nuswantoro.
Nusa artinya pulau dan Antara artinya jarak.
Maknanya adalah bangsa yang hidup dibanyak pulau-pulau yang tersebar mulai dari kepulauan Polinesia diujung timur hingga wilayah Madagaskar ataupun Afrika.
3. Masa Kahuripan
Dari masa Medang Kamulyan lalu bergeser menuju era bangsa Kahuripan. Kahuripan itu artinya Kehidupan. Yang ditengarai dengan rajanya yang terkenal yaitu HAYAM WURUK (Brawijaya III) yang juga disebut-sebut atau terkenal dengan sebutan JUMADIL KUBRO dalam makamnya di Troyolo, Trowulan, Mojokerto. Maksud dari kata Jumadil adalah Jum’ah atau juma’at yang artinya berkumpul (bersatu) dan Kubro yang artinya Besar. Jadi Jumadil Kubro tersiratnya adalah Berkumpulnya sesuatu yang besar. Atau dalam istilah bahasa Sansekerta disebut SUMPAH PALAPA.
Ya, dengan Sumpah Palapa-lah raja Hayam Wuruk sanggup menyatukan kembali kerajaannya yang dulu sempat jaya dimasa Medang Kamulyan menjadi kenyataan dieranya. Menyatukan kembali Nuswantoro ini yang dulunya tercerai berai menjadi beberapa kerajaan atau wilayah kecil.
Dan patihnya yang terkenal saat itu adalah Patih Gajah Mada dan batu Sumpah Palapanya yang berlafadzkan “Laa Ilaha Illallah” yang artinya Tiada Tuhan kecuali Allah.
Penutup
Kalau kita melihat antara masa yang satu dengan lainnya akan kelihatan perbedaanya sebagai berikut :
1. Masa Wangsa Sailendra lebih dititikberatkan kepada factor individu dalam olah penyatuan jiwa dengan Tuhannya. Makanya dalam masa ini lebih condong atau setara dengan pengajaran ala Nabi Musa.
2. Masa Medang Kamulyan , agama sudah dijabarkan atau disebarluaskan ke-empat (4) bangsa besar didunia (Sansekerta). Makanya makna Medang Kamulyan berarti era atau masa keemasan (kemajuan).
Pertanyaanya adalah Gunung Padang yang saat ini lagi diteliti oleh Tim Terpadu Mandiri itu masuk era atau masanya siapa ya? Apa benar masuk zamannya Medang Kamulyan?
Salam,
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin