Ka’bah Berasal Dari Sisi Allah Surgawi

 

AJAIBNYA.COM ~ Lanjutan dari artikel Adam Membangun Masjid Aqsa. Di dalam hal ini di mana Tuhan benar-benar menskenariokan atau mem-plot-kan bahwa semua manusia untuk melupakan Ka’bah (kecuali atas para Nabi dan Rasul) maka kita dapat membayangkan betapa Ka’bah benar-benar menjadi terpencil, hanya satu atau dua orang yang datang mengunjunginya, itu pun hanya yang tujuan berhaji (mereka adalah para Nabi dan Rasul).

Apakah memang benar demikian keadaan Ka’bah? Tidak juga!

Ka’bah
Ka’bah di malam hari

Walau pun Tuhan tidak pernah mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk berhaji ke Mekah (hal mana ini membuat Ka’bah selalu diliputi oleh kesunyian sepanjang sejarah) namun ada suatu hal yang dilakukan Tuhan atas Ka’bah tersebut.

Biar bagaimana pun Ka’bah adalah KuilNya, tempat suciNya. Tuhan harus berbuat sesuatu terhadap Ka’bah untuk membuat Ka’bah jadi berbeda dan unik: Tuhan memberikan dan memancarkan kharismaNya kepada sang Ka’bah ini.

Dan akibat dari pancaran kharisma Illahi atas Ka’bah ini begitu dahsyatnya bagi kemanusiaan! Siapa pun yang melintas Negeri tempat Ka’bah itu berdiri dan kemudian melihat Ka’bah, pastilah orang itu akan tertegun!

Ka’bah tampaknya mempunyai kekuatan hipnotis yang menghipnotis manusia untuk selalu mendekatinya dan kemudian memujanya, dan kemudian berjalan mengitarinya untuk dapat melihat keseluruhan bangunan itu secara lengkap.

Dan berjalan mengelilingi bangunan Ka’bah itu akan terus berlangsung hingga menjangkau waktu yang lama. Jelas, berjalan mengelilingi Ka’bah sudah menjadi instink di dalam system kesadaran manusia, di mana pun manusia itu berada.

Hari demi hari, jumlah anak manusia yang ‘berhaji’ ke Ka’bah atas dasar instink kemanusiaan (bukan atas dasar perintah atau ajaran Tuhan Samawi, Tuhan sang Ka’bah) selalu meningkat walau pun mereka bukan lah para Nabi dan Rasul Samawi.

Akhirnya kerumunan umat manusia yang menyelenggarakan ibadah haji di Ka’bah merupakan campuran antara kaum Nabi dan manusia biasa. Hal ini mengakibatkan munculnya fenomena banyak nya kerumunan manusia yang selalu mengelilingi Ka’bah, dan Ka’bah selalu dipuja dan dimuliakan.

Semua Nabi pra Muhammad tidak pernah mengajari umat masing-masing tentang berhaji ke Ka’bah itu. Namun tetap saja umat manusia menyelenggarakan ibadah haji di Ka’bah itu.

Artinya, ibadah haji pada masa pra Muhammad tidak lah bersifat illahiah – disebabkan ibadah tersebut bukan berasal dari ajaran para Nabi dan Rasul Samawi. Yang benar adalah charisma dari sang Ka’bah lah yang tidak pernah berhenti mengilhami semua anak manusia untuk memuliakannya.

Mereka menyelenggarakan haji hanya sebatas naluriah. Kemudian ibadah atau ritual haji itu berkembang ke arah yang tidak terkendali. Mereka mulai meracuni penyelenggaraan haji itu dengan ide-ide keberhalaan yang keji. Bahkan banyak dari mereka yang meletakkan berhala berhala mereka di sekitar dan di dalam Ka’bah.

Mereka melakukan hal itu dengan tujuan supaya charisma Ka’bah dapat menulari berhala berhala mereka, atau mereka percaya bahwa dengan menempatkan berhala mereka di sekitar atau di dalam Ka’bah, maka berhala mereka akan menjadi benar-benar lebih agung dan berkuasa, berkat Ka’bah.

BACA:  Apa Misi Nabi Sulaiman di Tanah Negeri Nusantara?

Walau pun Ka’bah adalah Illahiah namun tetap saja kaum Arab kala itu tidak mempunyai Tuhan. Hal itu disebabkan tidak ada seorang Nabi pun yang diutus ke kalangan mereka untuk mengajari ketuhanan yang sejati kepada mereka. Ketuhanan yang Samawiyah hanya diajarakan di tanah Jerusalem.

Ini memberikan peluang yang baik bagi masyarakat Arab untuk menciptakan berhala-berhala baru. Maka jadilah masyarakat Arab yang dipenuhi dengan berhala di sekitar Mekah. Dan kemudian mereka menempatkan berhala berhala itu di dalam Ka’bah. Akhirnya seolah yang terlihat adalah mereka menyembah berhala yang menguasai Ka’bah.

Sejarah Islam mengajarkan bahwa ketika Muhammad Saw dan para sahabatnya membersihkan Ka’bah, Muhammad Saw menghancurkan semua berhala yang ada di dalam Ka’bah dan di sekitar Ka’bah, kecuali berhala yang dianggap sebagai Jesus dan Bunda Maria.

Dr.Davis S.Senthilkumar: When Muhammad attacked Mecca and won the Quraysh tribes, he entered the Ka’aba and destroyed every icon except that of Jesus and Mary.:

[After the conquest of Mecca] “Apart from the icon of the Virgin Mary and the child Jesus, and a painting of an old man, said to be Abraham, the walls inside [Kaaba] had been covered with pictures of pagan deities. Placing his hand protectively over the icon, the Prophet told `Uthman to see that all other paintings, except that of Abraham, were effaced.” (Martin Linggs, “Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources” p.300, ref: al-Waqidi, Kitab al-Maghazi 834, and Azraqi, Akhbar Makkah vol. 1, p. 107. Martin Linggs is a practicing Muslim.)

kita memperoleh pesan yang teramat penting dari paragraph di atas, bahwa bahkan kaum Yahudi dan Karosetan merasa berkepentingan juga untuk menempatkan sesembahan mereka di dalam Ka’bah untuk membangkitkan keagungan dan kesakralan dari berhala-berhala sesembahan mereka dari sang Ka’bah.

Tampaknya hanya Ka’bah yang mempunyai KESAKRALAN TERTINGGI dan dapat membaginya kepada sesembahan yang lain. Namun sekarang setelah Muhammad Saw mengklaim Ka’bah untuk agamanya saja (yaitu Islam) tiba-tiba semua orang karosetan berkata bahwa Ka’bah adalah Pusat kegiatan keberhalaan Mekah.

Kita percaya semua orang karosetan sama sekali tidak berkeberatan untuk menempatkan sesembahan mereka di candi Borobudur atau di dalam Piramida Mesir. Namun sekarang semua orang karosetan berbicara melampaui batas tentang Ka’bah hanya karena Muhammad Saw mengklaim Ka’bah untuknya sendiri dan mengeluarkan sesembahan lainnya termasuk sesembahan kaum karosetan dan Yahudi?

Muhammad melindungi ikon ikon Ibrahim, Jesus dan Bunda Maria yang berada di dalam Ka’bah kala itu, dengan maksud dan tujuan bahwa,
Untuk membuat semua orang tahu bahwa Islam adalah kelanjutan dari agama samawi sebelumnya yaitu Yahudi dan karosetan.

Untuk menjadi bukti bahwa bahkan kaum karosetan (Gereja) dan Yahudi sangat berharap banyak pada charisma dan kesakralan Ka’bah. Atau, kala itu umat karosetan dan Yahudi bergabung dengan kerumunan manusia untuk memperoleh keagungan yang dimilik Ka’bah.

Sebenarnya kita harus menganalisa suatu hal. Kalau lah seandainya semua sesembahan itu memang sudah mempunyai kesakralan yang terpisah dari Ka’bah, maka mengapa mereka menempatkan berhala berhala itu di Ka’bah dengan tujuan untuk mendapatkan kesakralan Ka’bah?

BACA:  Asgardia, Negara Buatan Luar Angkasa Pertama Segera Dibangun

Penyembahan berhala terpusat pada Ka’bah, yang mana itu berarti bahwa di seantero gurun Mekah tidak ditemukan berhala satu pun kecuali pada Ka’bah! Seseorang berziarah ke Palestine atau Nabatea, kemudian mereka menemukan patung berhala yang indah.

Orang itu membelinya dan kemudian membawanya ke Mekah. Sesampainya di Mekah langsung saja ia membawa patung berhala itu ke Ka’bah dan menaruhnya di sana.

Pada masa Muhammad, haji yang keji tersebut dinamakan dengan Haji Jahiliyah, haji nya kaum yang bodoh, haji yang tidak mempunyai aturan yang suci.

Beberapa kalangan berkata bahwa Ka’bah adalah Pusat penyembahan berhala Mekah, dan kemudian Muhammad merebutnya untuk dijadikan bagian dari ajaran Islam. Sementara kaum Muslim menjelaskan bahwa Ka’bah adalah warisan para Nabi dan Rasul jauh sebelum Muhammad. Mana yang benar?

Di Dunia ini hanya ada satu candi Borobudur di muka Bumi ini karena adalah teramat sulit untuk membangun yang serupa di lain tempat. Namun Ka’bah? Ka’bah adalah bangunan yang amat sederhana, hanya terdiri dari rangkaian batu bata dan tidak mempunyai pintu mau pun jendela.

Kalau ada fakta yang menyebutkan bahwa Ka’bah begitu charismanya dan Ka’bah menarik hati begitu banyak manusia untuk berhaji kepadanya, maka apa yang membuat manusia-manusia kala itu untuk tidak membangun yang serupa di tempat lain sebanyak banyaknya? Atau tidak dapat kah Raja Raja di sekitar Mekah membangun Ka’bah yang lain yang lebih bagus lagi?

Semua Raja di sekitar Mekah pasti sudah melihat kesempatan yang akan didapat oleh kota mereka baik secara keuangan mau pun secara politis kalau mereka dapat membuat / membangun Pusat keberhalaan di kota mereka seperti apa yang didapat Mekah dengan Ka’bahnya.

Artinya kalau Ka’bah adalah buatan manusia semata, maka artinya pastilah akan ada banyak kesempatan bagi para penguasa untuk membangun hal yang serupa Ka’bah itu untuk mendatangkan keuntungan-keuntungan yang lebih hebat bagi kota mereka. Namun faktanya tidak demikian.

Tidak pernah ada Raja yang membangun Ka’bah tiruan di kota mereka. Jelas, hal ini membuat Ka’bah sebagai satu-satunya hal yang memerintah jiwa dan roh seluruh umat manusia. Ia memang berasal dari Tuhan sehingga manusia mana pun tidak dapat menandinginya. Amin!

Kemudian, semua manusia dari penjuru Timur tengah dan Semenanjung Arabia berjalan ke Mekah untuk berhaji di sana. Mereka harus menempuh jarak yang jauh untuk dapat mencapai Ka’bah, berminggu-minggu bahkan berbulan bulan di dalam kehausan dan kelaparan.

Pertanyaannya adalah, mengapa mereka tidak membangun Ka’bah mereka sendiri di kota mereka demi menghindari kehausan dan kelelahan tersebut? Jawabannya adalah karena Ka’bah yang di Mekah itu adalah sacral dan berasal dari sisi Tuhan samawi.

Peristiwa yang terjadi di tahun Muhammad lahir benar-benar menunjukkan bahwa Ka’bah adalah berasal dari sisi Tuhan. Di Yaman kala itu ada seorang Raja yang bernama Abrahah, seorang Raja karosetan. Suatu hari dia melihat Ka’bah yang agung tersebut di Mekah. Abrahah merasa iri kepada Mekah dan Ka’bah itu.

BACA:  Laut Jawa Kuno dan Ibu Kota Atlantis

Dia berfikir bahwa Mekah beroleh keuntungan dari perdagangan dari para jemaah haji setiap tahunnya. Sebagai orang karosetan dia harus menghentikan semua apa yang dilakukan atas nama Ka’bah tersebut, dan membangun sesuatu yang dapat mengalahkan kehebatan Ka’bah itu di kotanya sendiri yaitu Sanaa.

Namun toh tidak ada satu manusia yang tertarik kepada bangunan milik Raja abrahah itu sebagai tandingan Ka’bah di Mekah. Maka jelaslah bahwa kehebatan Ka’bah bukan lah terletak pada Ka’bah itu, melainkan apa yang dikehendaki Tuhan samawi terhadap Ka’bah itu.

Tuhan samawi melimpahkan charismaNya kepada Ka’bah itu yang membuat semua hati manusia tertambat kepada nya dan ingin selalu mengunjunginya.

Kesimpulannya adalah, Ka’bah memang benar-benar berasal dari sisi Allah Surgawi. Kita tidak mempunyai teori atau dasar logika apa pun untuk mendukung bahwa Ka’bah adalah bikinan manusia penyembah berhala.

Penutup

Ka’bah adalah milik Allah Swt, dan hal itu teramat jelas melalui semua kisah yang dilalui Ka’bah itu sendiri. Artinya, keagungan dan keilahian Ka’bah adalah benar-benar empiris, bukan semata isepan jempol yang dikarang oleh manusia-manusia jaman dahulu kala.

Adalah menggelikan untuk mendengar klaim kaum karosetan bahwa Ka’bah adalah peninggalan aktitvitas penyembahan berhala. Sebenarnya pada masa awal kaum karosetan justru menempatkan sesembahan mereka (Patung Jesus, Patung Bunda Maria dll) di dalam Ka’bah tersebut.

Lantas mengapa sekarang mereka menuduh bahwa Ka’bah adalah suatu hal yang patut dibenci dan dikutuk, bukan kah pada masa awal kaum karosetan amat berharap banyak pada Ka’bah itu supaya keagungan Ka’bah itu turun di atas sesembahan mereka?

Bukan kah ini menunjukkan orang karosetan menjadi sumber daya yang amat munafik di Bumi ini?

Bukan kah kaum karosetan sebenarnya merasa sakit hati kepada Muhammad yang telah ‘merampas’ Ka’bah itu menjadi bagian dari Islam? Kalau saja Muhammad tidak pernah merampas Ka’bah itu, pastilah sampai sekarang semua orang karosetan datang ke Ka’bah itu untuk menemui sesembahan mereka yang mereka letakkan di dalam Ka’bah itu: patung Jesus, Bunda Maria, patung Petrus dan lain lain.

Kalau lah sejak awal sejarah Ka’bah kaum karosetan (dan Yahudi) memang tidak pernah meletakkan sesembahan mereka di Ka’bah, maka pengutukan mereka sekarang atas Ka’bah masih masuk akal.

Namun bukankah faktanya dalam sejarah orang karosetan melakukan hal itu, meletakkan sesembahan mereka dalam Ka’bah? Dan faktanya Muhammad telah mengambil alih Ka’bah itu untuk agamnya?Akibatnya, pengutukan orang karosetan sekarang atas Ka’bah, hanyalah sesuatu kekonyolan.

Sebenarnya mereka harus dan ingin berkata,

“sekarang kami benci Ka’bah milik kaum Muslim itu, karena Muhammad telah mengambil Ka’bah itu dari kami, dan menghancurkan semua sesembahan kami yang sejak awal sudah berada di dalam Ka’bah itu. ….Kalau lah Muhammad tidak pernah merampas Ka’bah itu, tentulah sampai sekarang kami akan tetap memuja Ka’bah itu dengan semua iman kami kepada Tuhan kami…..”.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN