Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

 

AJAIBNYA.COM – Peninggalan Kerajaan Mataram Islam memang menarik untuk dipelajari lebih jauh. Terlebih karena Kerajaan Mataram Islam memiliki sejarah panjang, khususnya ketika dikatikan dengan Kerajaan Mataram Hindu, cikal bakalnya sendiri.

Dalam catatan sejarah, meski tidak lagi difungsikan sebagai pusat ibukota Kerajaan Mataram Islam paska wafatnya Panembahan Senopati, Kotagede tetap ramai dan menyimpan banyak sekali bukti sejarah awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam.

Salah Satu Foto Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta
Salah Satu Foto Kegiatan Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta

Berbagai peninggalan Kerajaan Mataram Islam dapat kita temukan di daerah Kotagede yang berperan sebagai ibukota pertama Kerajaan Mataram Islam. Kotagede merupakan saksi bisu dari tumbuhnya Kerajaan Mataram Islam yang pernah menguasai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa.

Peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Islam di Kotagede Yogyakarta bisa berupa kompleks makam para pendiri kerajaan dan Masjid Kotaged, masjid tertua di wilayah Yogyakarta.

BACA:  Perahu Nabi Nuh A.S.

Selain itu, kita juga masih bisa menemukan Kedhaton, rumah-rumah tradisional dengan arsitektur Jawa yang khas, toponim perkampungan yang masih menggunakan tata kota jaman dahulu, hingga reruntuhan benteng kuno.

PASAR KOTAGEDE

Tata kota kerajaan Jawa biasanya menempatkan kraton, alun-alun dan pasar dalam poros selatan – utara. Kitab Nagarakertagama yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit (abad ke-14) menyebutkan bahwa pola ini sudah digunakan pada masa itu.

Pasar Legi Kotagede di Yogyakarta
Pasar Legi Kotagede di Yogyakarta

Pasar tradisional yang sudah ada sejak jaman Panembahan Senopati masih aktif hingga kini. Setiap pagi legi dalam kalender Jawa, penjual, pembeli, dan barang dagangan tumpah ruah di pasar ini.

Bangunannya memang sudah direhabilitasi, namun posisinya tidak berubah. Bila ingin berkelana di Kotagede, Anda bisa memulainya dari pasar ini lalu berjalan kaki ke arah selatan menuju makam, reruntuhan benteng dalam, dan beringin kurung.

BACA:  Relief Candi Cetho dan Candi Penataran Adalah Informasi Tentang Kekhalifahan Nusantara

KOMPLEKS MAKAM PENDIRI KERAJAAN

Di dekat pasar Kotagede, kita bisa menemukan kompleks makam para pendiri kerajaan Mataram Islam yang dikelilingi tembok yang tinggi dan kokoh. Gapura ke kompleks makam ini memiliki ciri arsitektur Hindu.

Kompleks Makam Pendiri Kerajaan Mataram Islam di Kotagede
Kompleks Makam Pendiri Kerajaan Mataram Islam di Kotagede

Setiap gapura memiliki pintu kayu yang tebal dan dihiasi ukiran yang indah. Beberapa abdi dalem berbusana adat Jawa menjaga kompleks ini 24 jam sehari.

MASJID TUA KOTAGEDE

Masjid Kotagede adalah masjid tertua di Yogyakarta yang masih berada di kompleks makam para pendiri Kerajaan Mataram Islam. Masjid ini dibangun dengan nuansa arsitektur Jawa Kuno yang kental meski sudah mengalami banyak pemugaran di sana-sini.

BACA:  Sejarah Kerajaan Majapahit
Masjid Kota Gede, Masjid Tertua di Indonesia
Masjid Kota Gede, Masjid Tertua di Indonesia Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

RUMAH TRADISIONAL

Di seberang jalan dari depan kompleks makam, kita bisa melihat sebuah rumah tradisional Jawa. Namun untuk melihat bangunan rumah tradisional Kotagede yang masih terawat baik dan benar-benar berfungsi sebagai rumah tinggal, kita bisa mengunjungi daerah Cagar Budaya.

RERUNTUHAN BENTENG

Sisa-sisa Reruntuhan Benteng Kotagede
Sisa-sisa Reruntuhan Benteng Kotagede

Panembahan Senopati membangun benteng dalam (cepuri) lengkap dengan parit pertahanan di sekeliling kraton, luasnya kira-kira 400 x 400 meter. Reruntuhan benteng yang asli masih bisa dilihat di pojok barat daya dan tenggara. Temboknya setebal 4 kaki terbuat dari balok batu berukuran besar. Sedangkan sisa parit pertahanan bisa dilihat di sisi timur, selatan, dan barat.

Demikianlah beberapa peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang bisa kami sajikan dalam artikel ini. Semoga bermanfaat.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN