Kemunculan Satrio Piningit

 

Tulisan ini dipersembahkan khusus bagi mereka yang ingin memahami kebenaran tentang misteri: Satrio Piningit, Imam Mahdi, Dajjal, Yesus Kristus, anti kristus, nabi Isa, Almasih dan Ratu Adil. Tulisan ini juga mengungkap misteri: Sabdo Palon Nayo Genggong, Nyi Roro Kidul, mahluk ruang angkasa, (UFO), leluhur bangsa israil dan benua atlantis.

Kemunculan Satrio PiningitJoyoboyo meramalkan akan munculnya Satrio Piningit yang nanti akan membawa Indonesia kemasa keemasannya. Ramalan itu dituliskan ulang oleh Raden Ngabehi Ronggowarsito.

Perkataan “muncul” dalam ramalan tersebut tidak boleh diartikan sebagai kemunculan pemimpin sebagaimana yang lazim kita ketahui atau lihat selama ini. Satrio Piningit adalah dua kata sifat yang menyatu dan melekat pada diri seseorang.

Satrio adalah sifat seorang petarung sejati dalam menegakkan kebenaran dan membela orang-orang yang tertindas dan teraniaya. Piningit adalah sifat yang memingit diri artinya tidak mau diketahui oleh masyarakat.

Satrio Piningit hanya satu orang saja dan bukan tujuh orang, sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang yang tidak faham. Meskipun Satrio Piningit telah muncul dan sudah berada ditengah-tengah kita akan tetapi tidak akan mungkin kita dapat mengetahui sosok beliau. Jika masyarakat mengetahuinya maka secara otomatis gugurlah hakikat dan jati dirinya sebagai seorang Piningit (memingit diri).

Tanda kemunculannya adalah terjadinya “Goro-goro”. Goro-goro yang dimaksudkan dalam ramalan Ronggowarsito adalah kerusuhan massif yang menyebabkan tumbangnya rezim orde baru.

Setelah Soeharto mundur dari jabatannya selaku presiden Republik Indonesia, maka banyak tokoh-tokoh baru yang bermunculan. Semua tokoh yang muncul tidak dapat dikatakan sebagai seorang satrio, karena bukan mereka yang menjatuhkan Soeharto.

Munculnya Goro-Goro

Goro-goro adalah buah karya “Satrio Piningit”. Kerusuhan Mei 1998 adalah goro-goro yang kedua. Yang pertama terjadi di Makassar pada peristiwa Black September 1997. Ini adalah kota kelahiran beliau. Di kota inilah beliau dilahirkan dan dibesarkan kemudian pergi mengembara dan berkelana ke seantero penjuru bumi. Ilmunya teramat sangat tinggi. Dia mampu berada dimana-mana dalam ketiadaannya. Maksudnya tanpa diketahui oleh manusia, jin dan syetan.

Satrio Piningit adalah anak dewa yang berwujud manusia. Wujudnya tidak berbeda sebagaimana manusia pada umumnya. Ibunya adalah perempuan Jawa sehingga Satrio Piningit disebut juga sebagai orang Jawa. Disebut anak dewa karena Satrio Piningit adalah titisan nabi Hidir.

Nabi Hidir adalah nabi yang penuh misteri. Diyakini ada tapi tidak diketahui dimana keberadaannya. Sebelum nabi Adam diturunkan kedunia, nabi Hidir sudah ada di bumi. Nabi Hidir lah yang menyebabkan banjir bandang di masa nabi Nuh, karena itu nabi Hidir disebut juga sebagai nabi Air.

Semua mahluk hidup membutuhkan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, karena itulah nabi Hidir disebut juga sebagai nabi yang mengatur rezki manusia. Sebelum manusia mengenal agama langit (yahudi, nasrani dan islam), manusia belum mengenal sebutan Allah. Manusia hanya mengenal dewa-dewa. Semua agama bumi (hindu, budha, Kong Hu Chu dan sebagainya) memuja dewa-dewa.

Semua agama bumi menjadikan air sebagai sarana untuk menyampaikan sesajian, sesembahan atau tolak bala yang dilarutkan ke air baik sungai maupun laut. Semua itu ditujukan kepada nabi Hidir karena nabi Hidir adalah dewa Maha Tinggi dari semua dewa-dewa yang dikenal manusia.

Nabi Hidir adalah peletak dasar semua ajaran agama bumi. Karena Satrio Piningit adalah putera nabi Hidir maka Satrio Piningit disebut juga sebagai anak dewa berwujud manusia. Wujud manusianya disebabkan karena dia dikandung dan dilahirkan oleh perempuan Jawa yang pernah tinggal di Kelurahan Sambung Jawa Kota Makassar setengah abad silam.

Sabdo Palon Nayo Genggong, bukan raja. Dia hanyalah seorang abdi dalem raja. Sama halnya dengan Satrio Piningit dia juga bukan raja tapi dia selalu mau duduk sejajar dengan raja. Dia tidak mau tunduk apalagi taat kepada raja karena dia adalah abdi dalem Yang Maha Raja, Tuhan Semesta Alam.

Satrio Piningit dan Soeharto

Sejak Soeharto lengser ke prabon, Satrio Piningit sudah duduk di samping raja (presiden). Dia berhak duduk di situ karena dialah yang menumbangkan kekuasaan presiden Soeharto. Itulah sebabnya tidak ada orang yang berani mengaku paling berjasa dalam menjatuhkan Soeharto.

Semua presiden yang berkuasa setelah era Soeharto selalu dihujat oleh rakyatnya sendiri karena tidak ada lagi presiden yang memiliki “kharisma” raja. Kharisma itu sudah diambil dan disembunyikan oleh Satrio Piningit. Dia mengambilnya dari presiden Soeharto pada malam hari sebelum Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya. Tidak ada yang mengetahui peristiwa ini kecuali mereka berdua.

BACA:  Keajaiban Manusia Purba Sulawesi Hidup Ratusan Ribu Tahun Lalu

Masing-masing pihak mengajukan syarat. Soeharto meminta agar dirinya dan anak-anaknya dilindungi secara hukum alam. Dan Satrio Piningit mengajukan syarat agar Soeharto tidak menyampaikan kepada siapapun tentang wujud rupa dan kehadiran Satrio Piningit.

Kharisma “raja” telah disimpan lama oleh Satrio Piningit untuk dipersembahkan kepada Ratu Adil yang akan memerintah di Republik Indonesia ini jika waktunya telah tiba. Tanpa Satrio Piningit maka Ratu Adil itu tidak akan pernah ada karena Ratu Adil yang sesungguhnya adalah Satrio Piningit itu sendiri.

Satrio Piningit dan Dajjal

Satrio Piningit telah muncul dengan membawa senjata “Trisula Weda”. Senjata trisula atau tiga sila atau tiga dasar adalah Laku peran dia sebagai Imam Mahdi, Yesus Kristus dan nabi Isa. Itulah yang dimaksudkan dengan Senjata Trisula.

Sebagai Imam Mahdi, dia akan membunuh dajjal. Dajjal adalah mahluk bermata satu yang lahir dari segi tiga bermuda. Dajjal bukan mahluk gaib tapi manusia nyata. Segi tiga bermuda adalah alat kelamin perempuan yang melahirkan manusia.

Yang dimaksud “bermata satu” adalah semua orang Indonesia yang hanya melihat presiden yang berkuasa tanpa mau tahu atau melihat atau meyakini bahwa Satrio Piningit telah duduk sejajar dengan presiden.

Bermata satu adalah penguasa (presiden, gubernur, bupati dan walikota) yang memerintah untuk kesejahteraan dirinya sendiri, keluarganya, konco-konco atau orang terdekatnya dan tidak mengutamakan kesejahteraan rakyatnya. Bermata satu adalah orang perorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan hak dan kepentingan orang lain.

Bermata satu adalah nafsu yang menguasai manusia. Nafsu itu ada di dalam darah manusia. Imam Mahdi harus membunuh nafsu itu agar manusia kembali sadar. Imam Mahdi berkewajiban menyadarkan manusia, baik diterima dengan ikhlas maupun terpaksa karena dipaksa.

Laku Imam Mahdi adalah laku yang paling berat dijalani oleh Satrio Piningit, karena sebelum dia menghadapi manusia yang masih hidup saat ini dia harus bisa menundukkan para leluhur-leluhur mereka yang sudah mati yang punya pertalian darah langsung dengan manusia yang masih hidup saat sekarang ini.

Di alam gaib, Imam Mahdi harus berperang dan harus bisa menundukkan semua arwah manusia yang sudah mati. Karena Imam Mahdi tidak terkalahkan sampai saat ini maka dia disebut sebagai seorang Satrio. Satrio artinya seorang ksatria yang tidak pernah terkalahkan.

Satrio Piningit dan Para Leluhur

Satrio Piningit sangat mengenal leluhur kalian, leluhur manusia yang hidup saat ini. Leluhur kalian, tunduk dan taat pada perintah Satrio Piningit. Bukan hanya leluhur kalian yang dia kenal tapi semua kejadian masa lalu yang terjadi berabad-abad silam dia ketahui dengan baik. Semua kejadian yang terjadi sekarang ini dan akan terjadi dalam waktu dekat diketahui oleh Satrio Piningit.

Sebagai Yesus Kristus, Satrio Piningit akan membunuh anti kristus. Anti kristus adalah seorang pembual dan pendusta. Anti kristus memiliki tanda (tatto) binatang di lengannya dan bertuliskan angka 666 (triple six). Anti kristus bukan mahluk gaib tapi manusia yang hidup sekarang ini yaitu mereka yang suka membual dan berdusta dalam mencapai tujuannya.

Manusia yang suka membual dan berdusta kedudukannya sama dengan binatang. Ahli-ahli agama, entah dia islam, Kristen, yahudi, hindu, budha, kong hu chu atau apapun sepanjang dia tidak memahami dengan jelas apa yang dikatakannya maka orang itu termasuk pembual dan pendusta.

Para politisi yang hanya menebar janji-janji pada waktu pemilu hanya pembual dan pendusta karena tidak mampu membuktikan apa yang dijanjikan dan dikatakannya. Demikian pula terhadap presiden, gubernur, bupati dan walikota yang mengumbar janji sebelum terpilih, setelah memerintah tidak mampu membuktikan janji-janjinya maka disebut sebagai pembual dan pendusta. Siapapun manusia yang suka membual dan berdusta adalah Anti Kristus.

Angka 666 adalah unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh seorang manusia hidup. Ada enam unsur atau bagian pada tubuh manusia yaitu; daging, tulang, darah, jiwa, hati dan ruh.

BACA:  Menelusuri Jejak Kaum Pendatang di Nusantara

Angka enam dituliskan tiga kali (666) maknanya adalah Satrio Piningit membersihkan keenam unsur itu tiga kali secara bolak balik, mulai dari daging, tulang, darah, jiwa, hati dan ruh kemudian ruh, hati, jiwa, darah, tulang dan daging kembali lagi dimulai dari daging, tulang, darah, jiwa, hati dan ruh.

Metode pembersihan manusia dari sifat binatang (pembual dan pendusta) dilakukan oleh Satrio Piningit dengan dua cara. Daging, tulang dan darah dengan cara dibaptis atau dimandikan. Jiwa, hati dan ruh (logika berfikir) dengan cara diurapi atau diasapi. Semua itu dia lakukan secara gaib tanpa dilihat dan diketahui oleh manusia.

Bagi manusia yang telah mati, Satrio Piningit membersihkannya dengan tiga kali pembersihan saja (333) yaitu jiwa, hati dan ruhnya oleh karena mereka sudah tidak lagi memiliki raga dan jasad.

Orang Islam kalau mau shalat mendahuluinya dengan berwudhu, membersihkan bagian-bagian tubuh tertentu dengan air masing-masing sebanyak tiga kali dengan tujuan agar air itu meresap kedalam jiwa, hati dan ruhnya yang bertujuan agar nafsu mereka menjadi tenang sejenak.

Orang yang beragama hindu, budha dan Kong Hu Chu juga mengimani angka “enam” pada versi dan pandangannya masing-masing. Orang hindu meyakini adanya hukum karma baik dan buruk. Setiap laku dan perbuatan kita maka karmanya akan turun sampai generasi yang keenam.

Orang budha meyakini adanya reinkarnasi atau lahir kembali. Setiap manusia yang meninggal dunia akan terlahir kembali pada generasi yang keenam. Orang Kong Hu Chu meyakini bahwa para leluhur dapat membantu keturunannya di dunia ini dalam berusaha mencari rezki.

Leluhur yang mereka maksudkan adalah sampai generasi anam tingkat di atas (kakeknya kakek). Mengikuti agama leluhur, sama dengan keyakinan agama yahudi. Mereka hanya beriman dan percaya kepada Tuhannya kakek mereka yaitu Ibrahim (Abraham).

Iman orang hindu, budha, Kong Hu Chu dan yahudi adalah iman yang benar, semuanya tersinggung dalam Alqur’an. Tidak ada yang boleh menyalahkan mereka. Tidak ada yang boleh mengklaim dirinyalah atau agamanya yang paling benar.

Bagi yang telah dibersihkan (dibaptis dan diurapi) Satrio memberi tanda kepada orang itu sebagai domba-dombanya. Satrio Piningit adalah gembalanya. Barang siapa mengganggu domba-dombanya maka akan mendapatkan murka Satrio Piningit sang penggembala. Domba-domba inilah yang akan mendapatkan suasana Indonesia yang gemah ripah loh jinawi. Hidup damai dalam keberkatan Tuhan. Baldatun Tayyibun wa rabbun ghofur.

Sula (sila) ketiga senjata Satrio Piningit adalah laku dia sebagai nabi Isa. Ini adalah fase disuarakannya kebenaran. Suara kebenaran itu disebut sebagai “sabdo palon” Yang menyuarakan kebenaran itu adalah malaikat Jibril (Gabriel). Dia akan membuka pintu hati kecil manusia dan berbisik-bisik di hati manusia, sampai manusia meyakini bahwa Satrio Piningit telah ada di sekitar kita meski belum tampak oleh mata.

Manusia yang dibisiki hatinya oleh malaikat dinamakan sebagai nayo genggong. Semua nayo genggong akan diamanahkan tugas menyampaikan “sabdo palon” bahwa Satrio Piningit telah ada di tengah-tengah bangsa Indonesia meski belum dilihat atau diketahui siapa orangnya dan dimana keberadaannya. Jika di lihat dan diketahui maka dia bukan Satrio Piningit. Dia anak dewa tapi bukan dewa. Orang Jawa tapi dia memakai nama baru.

Senjata sakti Satrio Piningit adalah TRISULA yaitu Imam Mahdi, Yesus Kristus dan Nabi Isa a.s. Senjata itu bisa dia miliki karena Satrio Piningit adalah titisan atau putera tunggal nabi Hidir. Umur dua puluh tahun, bapaknya memasukkan cahaya ke dalam diri puteranya. Malam itu disebut malam Lailatul Qadr.

Waktunya adalah malam kedua puluh tiga ramadhan tahun delapan dua. Cahaya itu bentuknya seperti telur ayam warnanya kuning seperti warna bulan purnama. Nama cahaya itu adalah “muhammad”. Karena dia yang diberi cahaya itu maka dialah yang dimaksud sebagai keturunan Muhammad. Satrio Piningit adalah orang yang membawa tugas untuk membuktikan kebenaran Muhammad yaitu kebenaran Alqur’an.

Meski di dalam dirinya ada cahaya Muhammad tapi Satrio Piningit tidak dibolehkan menggunakan kata Muhammad dinamanya. Cahaya itu adalah pemberian dari bapaknya, karena itu dinamakan MAHDI. MAHDI artinya Cahaya Muhammad yang diberikan oleh nabi Hidir. Diberikan bukan karena diminta.

BACA:  Misteri Satrio Piningit dalam Ramalan Jayabaya

Diberikan karena sudah menjadi suratan tangannya. Surat itu sudah tertulis dilauhin mahfudz. Surat itu adalah perintah Tuhan yang diturunkan kepada seseorang hambaNya dalam bentuk lembaran, sebagai misal lauh taurat (torah) yang diberikan kepada nabi Musa yang terdiri atas sepuluh lauh (lembaran) perintah.

Sebelum “lauh” (lembaran perintah) diberikan orang yang akan melaksanakan perintah (nabi Musa) terlebih dahulu diuji. Materi ujiannya adalah yakin terhadap diri sendiri.

Ujian ini penting oleh karena perintah Tuhan harus dilaksanakan secara sendiri-sendiri atau seorang diri. Keyakinan diri adalah bekal utama untuk merubah keyakinan ummatnya (orang-orang israil) di masa itu. Setelah uji “keyakinan diri” berhasil maka Musa diberikan hadiah berupa dapat “mendengar” suara Tuhan.

Musa melihat api di atas bukit thur (torah) bersamaan dengan itu Musa mendengar suara Tuhan yang menyatakan “Akulah Tuhanmu”. Ujian selanjutnya adalah uji “keberanian diri”. Tuhan membekali Musa dengan mu’jizat (ilmu sakti) kemudian diperintahkan membawa orang-orang israil meninggalkan Mesir menuju ke Palestina. Fir’aun keberatan bila Musa mau mengambil semua budak-budaknya (bani israil).

Musa melawan dan terus memaksa Fir’aun mengikhlaskan dengan keyakinan Musa bahwa ini adalah perintah Tuhan. Fir’aun terus melawan dan mengejar Musa yang membawa pergi bani israil menyeberangi lautan, Fir’aun terus mengejar mereka. Setelah Musa berada di seberang laut merah (red sea) dengan bekal ilmu yang Tuhan berikan maka Musa dapat menenggelamkan Fir’aun (Ramses II).

Hadiah yang Tuhan berikan atas uji “keberanian diri”nya adalah diturunkannya lauh torah (taurat). Misi Musa membawa orang israil masuk ke Palestina tidak kesampaian hingga ia meninggal dunia oleh karena Musa tidak dikaruniai kecerdasan dan jiwa kepemimpinan (leadership).

Karena misi belum berhasil maka lauh torah hilang secara misterius, diambil kembali oleh Tuhan. David (Daud) adalah orang yang dibekali kecerdasan dan leadership. Dialah yang berhasil membawa orang israil masuk ke Palestina.

Dengan bekal kecerdasannya dia mampu merobohkan Jhalut (Goliath) hanya dengan sebuah batu kecil yang melesat kencang dari ketapelnya dan mengenai kepalanya Jhalut. Dengan bekal kepemimpinannya dia diangkat sebagai raja bagi orang israil.

Dengan bekal itu pula Daud (David) dapat mengatur waktu-waktunya, sehari khusus untuk ibadah memuja-muja Tuhan, sehari untuk mengatur rakyatnya (orang-orang israil) dan sehari buat membina keluarganya, anak-anak dan isteri-isterinya. Dimasa Daud, lauh torah kembali diturunkan Tuhan dan disimpan oleh Daud (David) di bait Allah (Baitul maqdis-masjidil aqsa).

Orang Yahudi (israil) tidak boleh lagi memuja dan mengkultuskan Musa (Moses) karena Musa tidak lagi sendiri. Satrio Piningit telah menggenapkannya. Keyakinan diri dan keberanian diri Satrio Piningit setara dengan keyakinan diri dan keberanian diri yang dimiliki oleh Musa.

Satrio Piningit juga telah mendengar suara Tuhan sebanyak dua kali. Pertama, saat Tuhan menetapkan perempuan yang harus dia peristerikan. Ini sama saat Musa diperintahkan mengawini putri nabi Syuaib. Kedua, setelah Tuhan memberinya tanda berupa “titik merah” di atas tulang rusuknya.

Dua titik merah merupakan tanda dua mu’jizat yang sama dipunyai nabi Musa. Pertama adalah kekuatan di tongkatnya dan kedua adalah di telapak tangan kanannya. Itulah sebabnya Satrio Piningit tidak dibolehkan menggunakan kedua telapak tangannya untuk mengerjakan pekerjaan kasar. Tongkat Satrio Piningit adalah tongkat gaib karena musuh-musuhnya adalah gaib.

Sejak peristiwa malam “lailatur qadr” itu, saat cahaya Muhammad diberikan oleh nabi Hidir kepada Satrio Piningit, maka dia telah mengetahui bahwa dirinya adalah seorang MAHDI akan tetapi dia belum memiliki keyakinan diri.

Keyakinan diri diberikan saat dia sudah mendengar suara Tuhan yang pertama. Keberanian diri diberikan saat dia sudah mendengar suara Tuhan yang kedua. Pada masa-masa itu Satrio Piningit belum bisa mengklaim dirinya sebagai Imam Mahdi, karena waktu itu Satrio Piningit belum naik ke langit menerima lauh (perintah) untuk berperang.

Cahaya Muhammad yang ada di dalam diri Satrio Piningit hanyalah cahaya yang diberikan. Keyakinan diri satrio Piningit adalah keyakinan yang diberikan. Keberanian diri Satrio Piningit adalah keberanian yang diberikan. Satrio Piningit hanyalah seorang yatim yang miskin papa dan tidak punya apa-apa. Semua yang dimiliki hanyalah pemberian dari Tuhannya.

Bersambung

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

Yang di sebut ilmu buhun, sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera

JANGAN LEWATKAN