Peninggalan Kerajaan Pajang

 

AJAIBNYA.COM – Kerajaan Pajang merupakan salah satu kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1568 dan berakhir pada tahun 1586. Kebesaran Kerajaan Pajang dapat dilihat dari peninggalan-peninggalan yang hingga saat ini masih ditemukan di daerah tersebut.

peninggalan-kerajaan-pajang

Kerajaan Pajang merupakan penerus Kerajaan Demak. Raja pertamanya adalah Hadiwijaya yang lebih dikenal dengan nama Joko Tingkir atau Mas Karebet yang sebelumnya merupakan menantu Raja Demak.

Karena keberhasilannya membunuh Arya Penangsang dalam perebutan kekuasaan, Joko Tingkir menobatkan diri sebagai raja di Pajang dan menggeser pusat pemerintahan dari Demak ke Pajang.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa peninggalan sejarah Kerajaan Pajang yang dapat ditemukan hingga saat ini.

1. Masjid Lawean

masjid-laweanMasjid Laweyan terletak di Kampung Batik Laweyan Solo, tepatnya di Dusun Pajang RT 4 RW 4, Laweyan, Solo. Bangunan utamanya seluas 162 meter persegi. Masjid Laweyan dibangun sekitar tahun 1546 M.

Merupakan masjid yg didirikan pada masa Pemerintahan Jaka Tingkir di Kerajaan Pajang. Arsitektur masjid ini sangat kental akan unsur tradisional Jawa, Eropa (Indisch), Cina, dan Islam.

BACA:  Sejarah Manusia Purba di Pulau Jawa

Di dekatnya terdapat makam raja-raja dan kerabat Kasunanan, antara lain makam Ki Ageng Henis, Ki Ageng Henis ini sebagai penasihat spiritual Kerajaan Pajang. Beliau merupakan keturunan Raja Majapahit dari silsilah Raja Brawijaya-Pangeran Lembu Peteng-Ki Ageng Getas Pandawa lalu Ki Ageng Selo.

Sedangkan keturunan Ki Ageng Henis saat ini menjadi raja-raja di kraton Kasunanan dan Mataram. Ruang Masjid dibagi menjadi tiga, yakni Ruang Induk (Utama) dan Serambi yang dibagi menjadi Serambi Kanan dan Serambi Kiri.

Pengaruh Kerajaan Surakarta terlihat dari berubahnya bentuk masjid menyerupai bangunan Jawa yang terdiri atas pendopo atau bangunan utama dan serambi. Ada dua serambi, yakni kanan dan kiri.

2. Makam Para Bangsawan

makam-para-bangsawanDi kompleks masjid, terdapat pemakaman untuk para bangsawan Keraton Solo. Di makam ini terdapat tumbuhan langka Pohon Nagasari yang berusia lebih dari 500 tahun yang merupakan perwujudan penjagaan makam oleh naga.

BACA:  Sejarah Candi Gunung Wukir

Selain itu pada gerbang makam terdapat simbolisme perlindungan dari Betari Durga. Makam direnovasi oleh Paku Buwono X bersamaan dengan renovasi Keraton Kasunanan. Beberapa orang yang dimakamkan di tempat itu diantaranya adalah :

  • Kyai Ageng Henis
  • Susuhunan Paku Buwono II yang memindahkan Keraton Kartasura ke Desa Sala hingga menjadi Keraton Kasunanan Surakarta. Konon Paku Buwono II ingin dimakamkan dekat dengan Kyai Ageng Henis dan bertujuan untuk menjaga Keraton Kasunanan Surakarta dari serangan musuh.
  • Permaisuri Paku Buwono V
  • Pangeran Widjil I Kadilangu sebagai Pujangga Dalem Paku Buwono II-Paku Buwono III yang memprakarsai pindahnya Keraton dari Kartasura ke Surakarta.
  • Nyai Ageng Pati
  • Nyai Pandanaran
  • Prabuwinoto anak bungsu dari Paku Buwono IX
  • Dalang Keraton Kasunanan Surakarta
  • Kyai Ageng Proboyekso

3. Bandar Kabanaran

bandar-kabanaranSemenjak tahun 1546 Kyai Ageng Henis bermukim di Laweyan dengan mengemban misi dakwah Islam. Beliau juga menyajikan teknik pembuatan batik kepada penduduk setempat. Sejak itu dunia perdagangan dan perindustrian semakin ramai.

BACA:  Sang Hyang Sita

Untuk mendukung arus lalu lintas perdagangan yang semakin padat, dibangun pelabuhan atau bandar di selatan Kampung Laweyan, di tepi Sungai Kabangan dan ditimur Masjid Laweyan. Pelabuhan itu dikenal dengan nama Bandar Kabanaran, yang menghubungkan Kerajaan Pajang, Kampung Laweyan dan Bandar Besar Nusupan di tepi Sungai Bengawan Solo.

4. Pasar Laweyan

pasar-laweyanPasar Laweyan berada di timur kampung Setono, di selatan Kampung Lor Pasar, di utara Kampung Kidul Pasar. Pasar Laweyan merupakan pusat transaksi perdagangan bahan pakaian dan kain tenun. Dan semenjak penduduk Laweyan memproduksi batik di sekitar tahun 1546 M.

Kampung Laweyan sangat terkenal dengan peninggalan Kerajaan Pajang. Keberadaan tradisi membatik di daerah Laweyan merupakan salah satu peninggalan kebudayaan Kerajaan Pajang. Pada masa awal berdirinya Kerajaan Pajang, teknik batik ini dikenalkan oleh Ki Ageng Henis yang merupakan seorang penasihat spiritual di Kerajaan Pajang.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN