AJAIBNYA.COM ~ Setelah bertemu, Adam tidak lagi menangis. Sekarang kehidupannya dipenuhi oleh rasa bahagia dan tawa ria, dengan Siti hawa yang selalu berada di sisinya.
Namun, hari demi hari, Minggu demi minggu, datang lah kesedihan yang lain. Secara perlahan, kesedihan itu terasa semakin kuat dari sebelumnya. Akhirnya tangisan dari kesedihan itu telah meluluh lantakkan hatinya sehingga ia terjatuh ke dalam lautan air mata yang mengharubiru.
Bahkan sekarang ia tidak lagi dapat bernafas karena tangisannya telah menyesakkan semua rongga dadanya. Satu hal yang pasti: bukan kah itu menjadi aneh, karena sejak bertemu dengan Siti hawa, seharusnya ia tidak punya alasan lagi untuk menangis. Namun sekarang?
Kejadian lagi, Adam mendengar suara Tuhan: Adam, apa yang sedang terjadi atas dirimu?
Adam: Aku sedang menangis, namun aku tidak tahu mengapa, Tuhan. Kau bilang bahwa kalau aku bertemu kembali dengan Siti hawa maka air mataku akan berhenti membasahi pipiku. Namun yang sekarang ini aku benar-benar tidak mengerti. Aku sudah bertemu Siti hawa, namun sekarang aku terjatuh ke lembah kesedihan, dan aku tidak tahu, kehilangan besar apakah yang aku alami sekarang ini?
Tuhan tersenyum.
Tuhan berkata: Adam, pertama kau kehilangan istrimu, Siti hawa. Dan kau sekarang pun telah bertemu dengannya. Namun sekarang kau kehilangan dan merindukan untuk berjumpa dengan Aku. Itulah mengapa kau selalu menangis dengan kesedihan yang lebih hebat dan lebih dahsyat…..
Adam: Kalau begitu, Tuhan, pertemukanlah antara aku dengan Engkau, Tuhanku, supaya aku dapat berhenti dari tangisanku ini ….
Tuhan: Tentu saja kau akan kembali bertemu dengan Aku, untuk melihat Aku, seperti ketika di dalam Surga dahulu kala …
Tuhan melanjutkan: Adam, ingatkah kau ketika kau di Surga, setiap saat kau ingin berjumpa dengan Aku, apakah yang kau lakukan terlebih dahulu??
Adam berkata: Sekarang aku ingat! Di dalam Surga itu ada bangunan kubus. Setiap saat aku ingin berjumpa dengan Engkau, aku terlebih dahulu mengelilingi bangunan kubus itu sebanyak tujuh kali. Kalau aku sudah selesai mengitarinya tujuh kali, maka aku pun segera berada di kehadiran Engkau.
Tuhan berkata: Tepat sekali! Maka sekarang, mengapa kau tidak bangun bangunan yang serupa dengan yang di Surga itu di bumi itu?
Adam pun terkesima sumringah: Ya Tuhan! Ya Tuhan! Aku akan membangun yang serupa dengan itu di bumi ini…. Namun di mana?
Tuhan: Baiklah akan Aku tunjukkan kepadamu di mana kau akan membangun bangunan itu. Aku akan melontarkan sebuah batu dari dalam Surga. Di mana batu itu jatuh, maka di sanalah kau akan membangun yang serupa itu.
Adam pun begitu antuasias begitu mendengar rencana Tuhan. Dan tiba-tiba Adam melihat kilatan petir di langit, dan kemudian ada sesuatu yang meluncur begitu cepat melintasi angkasa raya dalam kilau cahaya yang luar biasa.
Adam percaya bahwa itulah batu yang dilontarkan Allah Swt itu. Adam melambai-lambaikan tangannya ke arah batu yang meluncur tersebut, seolah ingin berkata bahwa Adam inginnya batu itu tidak menjauh darinya.
Adam pun berlari ke arah batu itu meluncur dengan begitu cepatnya dengan tangannya tetap dilambai-lambaikannya ke arah batu tersebut. Kemudian batu pun membentur tanah. Maka Adam pun mulai mengambil batu itu.
Di tempat jatuhnya batu itulah, Adam segera membangun bangunan yang serupa dengan yang di Surga itu, yang kemudian disebut dengan Ka’bah. Adam segera mengumpulkan semua batu dan kerikil untuk membangun Ka’bah itu. Dan setelah Ka’bah itu selesai dibangun, maka batu penunjuk itu pun diletakkan di samping Ka’bah.
Itulah Ka’bah. Dan batu penunjuk itu adalah Hajarul Aswad.
Dikisahkan, Adam menciumi batu tersebut, karena batu itulah yang akan memperdekat dirinya untuk dapat bertemu dengan Tuhan Semesta Alam.
Setelah selesai, Adam segera mengitari Ka’bah itu sebanyak tujuh kali, seperti yang selalu ia lakukan ketika ia di dalam Surga. Dengan berbuat seperti itu, Adam percaya bahwa ia kelak akan kembali berjumpa dengan Tuhannya, dan air matanya akan berhenti mengalir jatuh ke tanah.
Sumber lain menjelaskan demikian,
Oleh : IBRAHIM ABDULLAH
MEKAH atau juga disebut Bakkah, tempat di mana umat Islam melaksanakan ibadah haji dan umrah terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan Allah SWT dan sebagai pusat bumi. Nabi SAW bersabda maksudnya: “Adalah sama tengah bumi itu ialah kaabah”.
Dari tanah itulah Allah SWT menjadikan dada Nabi Adam a.s. Bahawa yang pertama berada pada Kaabah Allah itu para malaikat, kemudian dijadikan Adam selama 2,000 tahun sebelumnya.
Kemudian daripada itu para malaikat itu selalu memakmurkan Kaabah Allah itu dengan beramal kepada-Nya, sebelum Nabi Adam dijadikan oleh Allah SWT. Selepas itu Allah dengan kehendak- Nya untuk menjadikan Adam di syurga. Kemudian Allah memerintahkan untuk turun ke bumi ini, dengan segala hikmah-Nya.
Maka turunlah Nabi Adam di sebuah pulau Sarandip, dan setelah dikurniakan Allah pada suatu tingkat di syurga, kemudian Allah berfirman maksudnya:
“Wahai Adam, berjalanlah engkau”, Maka ia pergilah berjalan sehingga sampai pada negeri Hindi atau India. Setelah itu kemudian berdiamlah Nabi Adam di sana pada jangka waktu berselang lamanya.
Maka Nabi Adam merasa berdukacita dan kemudian Allah berfirman maksud-Nya:
“Wahai Adam, pergilah menunaikan haji kepada Kaabah Allah.”
Maka pergilah Nabi Adam, dan setiap bekas jejak kakinya itu menjadi hutan rimba dan padang luas atau gurun, sehingga tibalah Nabi Adam di Mekah serta bertemulah dengan para malaikat, seraya malaikat itu berkata:
“Wahai Adam, berbahagialah haji tuan hamba, dan kami ini sudah sejak 2,000 tahun yang lalu mengerjakan haji pada kaabah ini.”
Maka Nabi Adam berkata kepada malaikat itu:
“Bagaimana bacaan pada waktu tawaf itu? Jawab malaikat itu kami membaca tasbih sebagai berikut: Subahanallahi wal-hamdulillahi wa la ila ha illallahu wallahu akbar.”
Kemudian Nabi Adam bertawaflah di kaabah itu, serta membaca tasbih kepada-Nya dan Nabi Adam mengerjakan haji setiap tahun sekali dan seterusnya semasa hidupnya itu.
Pada riwayat Ibnu Abbas r.a menyebutkan: “Ketika Allah SWT menurunkan Nabi Adam AS ke bumi, maka Allah berfirman maksud-Nya: Wahai Adam, buatkanlah sebuah istana-Ku, kemudian Nabi Adam membuat atau membina Kaabah atau Baitullah al-Haram untuk mematuhi atas perintah-Nya.
Kemudian setelah itu kaabah dibina dengan lima buah batu bukit.
Pertama, bukit Tursina, kedua, bukit Hira’, ketiga, bukit Uhud, keempat, bukit Juddi dan kelima, bukit Baitulmaqdis.
Penutup
Dari babak ini kita mengetahui bahwa Ka’bah adalah kuil atau tempat kudus pertama yang di bangun manusia untuk mencari dan mendekatkan diri kepada Tuhan, Pencipta Alam Semesta ini. Ka’bah didedikasikan oleh umat manusia untuk mendekatkan diri mereka kepada Tuhan, dan itulah memang yang diajarkan di dalam Islam.
Lebih lanjut lagi, Ka’bah adalah perlambang ketika manusia dan Tuhan mereka saling bertemu. Jika semua agama adalah tentang pertemuan kembali antara Tuhan dengan semua pengikut-Nya, maka Islam mempunyai hal itu secara fisik, secara visual dan secara jelas, sementara agama lainnya tidak sama sekali.
Ketika semua Muslim memandang ke arah Ka’bah di Masjidil Haram di Mekkah, mereka mulai berfikir bahwa Ka’bah itu adalah duplikat dari yang asli yang berada di Surga, yang merupakan instrumen yang manusia harus menggunakannya jika mereka ingin mendekatkan diri mereka kepada Tuhan.
Apa yang mereka lihat di muka bumi (Mekkah), adalah apa yang akan mereka lihat di dalam Surga.
Mengapa kaum Muslim ketika melaksanakan ibadah haji atau umrah selalu menciumi dan atau melambai-lambaikan tangan mereka ke arah Hajarul Aswad? Kisah pada artikel ini telah menjelaskan asal muasal mengapa Islam mensyariatkan yang demikian.
Adam lah yang pertama kali melakukan hal demikian: menciumi Hajarul Aswad dan melambaikan tangannya ke arah sang batu tersebut ketika sang batu masih melesat melintasi langit.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin