Perbedaan Sifat Antara Habil dan Qabil

 

Artikel ini adalah lanjutan dari Pembunuhan Habil Oleh Qabil

Perbedaan Sifat Antara Habil dan QabilPasrah bukanlah sebuah perasaan yang dapat diungkap melalui perkataan ataupun ucapan. Pasrah adalah bentuk dari sebuah keadaan atau suasana hati yang damai. Tiga sifat yang ditonjolkan oleh alqur’an yang dimiliki oleh Habil yaitu; sabar, ihlas dan pasrah. Ketiga sifat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  • SABAR

Sabar terletak didalam darah manusia karena itu hanya orang yang hidup saja yang memungkinkan disebut sabar. Sifat sabar adalah sifat nyata seseorang artinya orang lain dapat melihat dan menyaksikan sifat tersebut oleh karena sifat sabar adalah sifat yang terukur. Tolok ukur untuk menilai seseorang memiliki sifat sabar adalah: 

Pertama; Orang sabar harus pintar. Kepintaran menjadi persyaratan mutlak oleh karena hanya kepintaran saja yang dapat membedakan seseorang memiliki sifat sabar atau sifat masa bodoh. Sifat masa bodoh adalah sifat yang dimiliki orang bodoh yang membiarkan “masa” atau waktu berlalu dengan sia-sia. Orang sabar adalah orang yang pintar memanfaatkan waktu kesabarannya, orang pintar adalah orang yang sabar menantikan waktu untuk menunjukkan hasil kepintarannya.

Kedua;  Orang sabar harus mampu meredam amarah orang lain sebagai pembuktian bahwa dirinya terbebas dari nafsu amarah. Hanya orang yang tidak memiliki nafsu amarah yang mampu membebaskan orang lain dari amarah. Orang sabar mampu mengelola amarah orang lain untuk kemudian mengarahkannya kepada jalan yang tidak membahayakan.

  • IHLAS

Sifat ihlas terletak didalam jiwa seseorang. Orang yang memiliki sifat ihlas adalah orang yang memiliki ketenangan jiwa. Wajah orang itu dapat dikatakan berseri-seri.

  • PASRAH

Sifat pasrah terletak didalam hati seseorang. Orang yang memiliki sifat pasrah adalah orang yang memiliki kedamaian hati.
Ketenangan jiwa dan kedamaian hati adalah satu bentuk keadaan seseorang yang normatif dan tidak terukur. Tidak ada yang mengetahui kecuali orang yang memiliki sifat-sifat itu sendiri.

Alkitab menonjolkan karakter Kain (Qabil) yang penuh Nafsu. Sifat dan penampakan nafsu dapat diuraikan sebagai berikut:

  • MARAH

Marah terletak didalam darah manusia. Marah adalah sifat nyata seseorang artinya dapat dilihat dan disaksikan oleh orang lain. Marah adalah api yang berkobar-kobar yang dapat membakar apa saja yang ada dihadapannya atau didekatnya. Orang yang suka marah identik dengan orang bodoh. Karena kebodohannya sehingga nafsu bisa begitu mudah menguasai dirinya dan menggerakkan dirinya untuk melakukan suatu perbuatan yang membuat dirinya menyesali perbuatannya itu.

  • MUKA MURAM

Muka muram adalah satu kondisi yang terukur, dapat dilihat dan disaksikan sebagai refleksi penampakan dari keadaan jiwa seseorang yang memiliki sifat dengki dan dendam.

  • HATI PANAS

Hati panas adalah satu kondisi yang terukur, dapat dilihat dan diketahui sebagai refleksi dari pembiasan dari keadaan hati seseorang yang memiliki sifat cemburu dan irihati.

Selanjutnya dikisahkan dalam Alkitab Kejadian 4:8

Kata Kain kepada Habel, adiknya; “Marilah kita pergi ke padang” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu lalu membunuh dia.

Alqur’an surah Almaidah 5:30

Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.

Dengan tegas alqur’an mengatakan HAWA NAFSU (AMARAH) sudah menguasai diri Qabil (Kain) sehingga dia menganggap mudah melakukan pembunuhan atas saudaranya. Alqur’an tidak menjelaskan modus dan locusnya, Alkitab menerangkan Kain (Qabil) melakukan pembunuhan itu dengan cara memukul dan locus peristiwa terjadi disebuah padang.

Alqur’an surah Almaidah 5:31

Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?”. Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.

Kata “menyuruh” pada ayat 5:31 tersebut harus dimaknai “petunjuk” sebagai bentuk upaya pertolongan Tuhan, kepada Qabil/Kain untuk mengubur saudaranya. Karena petunjuk Tuhan dilaksanakan oleh Qabil/Kain maka petunjuk itu harus dimaknai sebagai “pengetahuan” yang diturunkan Tuhan kepada manusia (Qabil/Kain) dengan perantaraan burung gagak. Selain sebagai pengetahuan, burung gagak ini dapat juga dimaknai sebagai “gagasan” atau “ide/rencana” yang dalam bahasa agama disebut sebagai “niat”.

BACA:  Mengenal Rotary International Club

Manusia yang menganut faham animisme dan dinamisme sampai saat ini menjadikan burung gagak sebagai simbol petunjuk Sang Penguasa Alam. Mitos-mitos tentang burung gagak menyebar secara merata dan dipercaya oleh suku-suku tradisional. Orang islam tidak boleh menuduh mereka orang musyrik dan orang nasrani juga tidak boleh mengaggap mereka orang fasik oleh karena keyakinan mereka memiliki dasar yang kuat dalam alqur’an, hususnya pada ayat 5:31 ini.

Setelah Habil dikuburkan ternyata persoalan belum selesai. Alkitab menerangkan kepada kita semua dalam Kejadian 4:9-10

Firman Tuhan kepada Kain (Qabil): “Dimana Habel, adikmu itu?”.Jawabnya: “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adiku?.”FirmanNya: “Apakah yang telah kau perbuat ini?”. Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.

Benar, jasad Habil telah dikuburkan oleh kakaknya akan tetapi darahnya berteriak-teriak kepada Tuhan dari tanah. Firman menyebut “dari tanah” bukan “dari dalam tanah”. Apakah benar darah bisa berteriak?. Tidak benar! Darah tidak mungkin bisa berteriak. Firman menggunakan bahasa kiasan yang tidak boleh diartikan secara harfiah. Firman itu harus dimaknai sebagai sebuah pesan Tuhan yang bersembunyi dibalik Firman bahwa manusia itu diciptakan dari tanah dan hendaknya manusia memiliki sifat seperti tanah yaitu SABAR.

Sifat sabar hanya dimiliki oleh manusia yang hidup oleh karena “sabar” terletak didalam “darah” artinya sifat itu dapat dilihat dan disaksikan oleh orang lain. Orang yang memiliki sifat sabar adalah orang yang sangat dekat kepada Tuhan, karena itu untuk dapat disebut sebagai orang yang sabar, manusia harus terlebih dahulu lulus dari ujian atau pencobaan Tuhan. Ujian kesabaran untuk pertamakalinya dilakukan Tuhan secara nyata kepada Abram (Abraham/Ibrahim), ujian yang berhubungan langsung dengan darah manusia.

Abram memiliki istri bernama Sarah. Melihat suaminya sangat ingin memiliki anak dan menyadari bahwa dirinya mandul maka Sarah menyarankan Abram mengawini Hagar (Hajar), budaknya. Dari perkawinannya dengan Hagar, Abram memiliki anak bernama Ismael (Ismail). Abram sangat senang dengan kelahiran Ismael dan rasa sayang Abram terhadap Hagar juga semakin bertambah. Melihat kenyataan itu, Sarah cemburu kepada Hagar. Dia mengusir Hagar bersama putranya. Karena telah dipropokasi oleh Sarah, Abram dengan penuh rasa galau dan AMARAH membawa Hagar dan putranya yang masih bayi pergi jauh meninggalkan Kanaan menuju ke sebuah tempat yang belum pernah dikunjungi orang.

Tempat itu penuh dengan bebatuan dan bukit-bukit cadas. Negeri itu bernama Mekkah. Mekkah yang kosong, tandus dan tak berpenghuni. Jangankan manusia, hewan dan tumbuhan saja tidak bisa hidup di negeri itu karena tidak terdapatnya air sebagai sumber utama kehidupan. Di negeri itulah Abram membuang Hagar dan putranya Ismael, lalu dia kembali ke Kanaan. Abram menyerahkan kepada alam untuk melaksanakan keinginan jahatnya membunuh Hagar dan Ismael.

Alam tidak merespon keinginan jahat Abram, malah yang terjadi justru sebaliknya, alam menghidupkan Hagar dan Ismael serta memberi kehidupan semua mahluk hidup lainnya. Tuhan memerintahkan alam untuk membuka “mata air” didekat kaki sibayi (Ismael) yang terus menerus menangis kehausan. Hagar sangat senang melihat kenyataan itu dan berteriak-teriak dalam bahasa Ibrani dengan berkata “zami-zami” yang artinya “mari-mari”. Belakangan manusia menyebut air itu sebagai air zam-zam.

Alam memperdengarkan teriakan Hagar kepada burung gagak. Mendengar teriakan itu burung gagak datang mengunjungi sumber air kemudian diikuti oleh ribuan burung-burung lainnya yang terbang berombongan menuju tempat tersebut. Melihat kenyataan itu, manusia yang tinggal jauh dari Mekkah mengetahui gejala alam bahwa apabila burung gagak diikuti oleh rombongan burung-burung lainnya terbang kesuatu tempat maka dapat dipastikan kalau di tempat itu terdapat air untuk kehidupan. 

Berdatanganlah manusia dari negeri yang jauh menuju Mekkah dan menetap di Mekkah. Hagar dan Ismael adalah penghuni pertama Mekkah. Selama bumi ini masih ada, mata air zam-zam tidak akan pernah berhenti mengeluarkan airnya untuk kehidupan manusia hususnya yang hidup di tempat itu oleh karena mata air itu adalah penggenapan dari mata air yang pernah menenggelamkan bumi ini yang menyebabkan seluruh manusia mati kecuali yang berada di atas bahtera Nuh saat peristiwa banjir semesta.

BACA:  Manfaat dan Kegunaan Batu Sulaiman Daud

Sekitar dua belas tahun kemudian Abram mendengar kabar berita bahwa telah banyak orang yang masuk dan berdiam di Mekkah, disebabkan karena adanya seorang ibu bersama bayinya yang menangis kehausan membuat ibunya itu berlari-lari mencari air buat bayinya. Saking paniknya ibu itu berlari-lari antara dua bukit Syafa dan Marwah ternyata didekat tumit bayi itu muncul sebuah mata air. Mata air itulah yang menyebabkan manusia berdatangan ketempat itu. Abram meyakini bahwa ibu dan bayi itu adalah istri dan putranya.

Tanpa berfikir panjang lagi, Abram mempersiapkan perjalanan menuju Mekkah. Dibutuhkan waktu berhari-hari dari negeri Kanaan ke Mekkah dengan mengendarai unta. Sepanjang perjalanan air mata Abram mengalir terus. Perasaannya dipenuhi rasa syukur, senang, bahagia dan kerinduan yang mendalam terhadap istri dan anaknya bercampur menjadi satu dengan perasaan heran dan menyesali dirinya yang pernah bernafsu dan berniat jahat dengan meninggalkan istri dan anaknya di tempat yang gersang.

Hagar adalah wanita yang sabar dan tidak banyak menuntut. Kesabaran Hagar adalah sifat bawaan lahiriah mengingat dirinya hanya seorang budak. Budak tidak boleh bertanya, tidak boleh menuntut meskipun akan dibunuh, budak harus menerimanya dengan sabar. Kesabaran Hagar diturunkan kepada putranya Ismael. Hagar dan Ismael merasa senang dengan kedatangan Abram karena sebelumnya mereka berdua sudah tidak pernah lagi berharap akan dikunjungi oleh Abram.

Rasa suka cita dan kegembiraan, kesenangan meluap-luap dihati Abram melihat kenyataan istrinya Hagar masih hidup dan putranya Ismael tetap tumbuh sehat dan lebih bagus dari anak-anak seusianya kala itu. Belum habis rasa suka citanya, suatu malam Abram bermimpi menyembelih putranya, Ismael. Abram menepis dan tidak menghiraukan mimpi itu karena Abram telah sangat mengasihi putranya. Abram tidak ingin lagi melakukan kesalahan atau kekeliruan dalam menyikapi istri dan anaknya.

Mimpi dengan cerita yang sama terulang kembali, menyembelih putra tunggal yang dia kasihi. Mimpi kedua ini membuat Abram bertanya-tanya didalam dirinya “jangan-jangan mimpi ini adalah sebuah petunjuk dari Tuhan yang telah memberi kehidupan kepada putranya”. Abram merasa yakin bahwa mimpi itu, benar dari Tuhan, setelah mimpi itu terulang kembali untuk yang ketigakalinya.

Mimpi itu harus dilaksanakan secara nyata oleh Abram oleh karena Tuhan ingin agar Abram memiliki sifat SABAR. Rencana penyembelihan ini diterima dengan IHLAS oleh Ismael dan Hagar oleh karena didalam darah ibu dan putranya itu telah terdapat sifat SABAR yang merupakan bawaan lahir mereka. Kesabaran mereka telah diuji oleh alam sejak awal pembuangan sampai masa penantian dan kedatangan Abram. Penyembelihan terlaksana dengan baik sesuai rencana Tuhan, meski pada ahirnya Ismael digantikan dengan seekor domba (kibas, biri-biri).

Darah domba yang keluar akibat sembelihan parang Abram, memancing nafsu yang ada didalam darah Abram keluar mengikut pada darah domba. Karena nafsu telah keluar dari darah Abram, sebagai gantinya muncullah sifat SABAR. Darah Habil yang tadinya berteriak-teriak dari dalam tanah, telah diakomodir dan ditampung oleh Abram maka jadilah Abram sebagai orang yang SABAR sebagaimana Habil yang SABAR.

Terlalu sulit untuk melaksanakan perintah-perintah Tuhan, jika Abram tidak memiliki sifat SABAR secara nyata didalam darahnya mengingat perintah-perintah Tuhan yang akan dia kerjakan bersifat nyata. Perintah Tuhan yang pertama kepada Abram setelah peristiwa penyembelihan adalah membangun Ka’bah. Ka’bah adalah bangunan batu alam yang tersusun berbentuk kubus. Dibangun oleh Abram dengan dibantu oleh putranya Ismael. Setelah membangun Ka’bah, Abram tinggal beberapa lama di Mekkah, kemudian kembali ke Kanaan bersama istrinya Hagar dan putranya Ismael melanjutkan lagi kehidupannya. Kita akan saksikan bersama-sama bagaimana kehidupan Abram dalam artikel “Perjanjian Tuhan dengan Abraham (Ibrahim).

BACA:  Pesawat MH370 Diyakini di Samudera Hindia

Ummat islam meyakini bahwa ka’bah adalah rumah Allah (Baitullah). Rumah Allah bukan berarti rumah Tuhan, bukan pula sebagai simbol tentang Tuhan. Ka’bah tidak lebih dari sekedar simbol KASIH TUHAN kepada manusia yang hidup. AIR ZAM-ZAM adalah mata air kehidupan yang merupakan wujud nyata Kasih Tuhan kepada Hagar (Hajar) dan Ismael (Ismail) yang sabar. Kebenaran universal tentang Kasih Tuhan dalam wujud air zam-zam (mata air kehidupan) dapat diartikan sebagai rezeki yang menghidupi manusia.

Rezeki Tuhan tidak boleh dibatasi dalam pengertian “Uang” oleh karena “Uang” tidak lebih dari sekedar sebagai alat tukar semata. Rezeki Tuhan harus diartikan sebagai “ditumbuhkannya bulir-bulir padi dan tanaman gandum dari tanah serta dimunculkannya mata air-mata air guna memenuhi kebutuhan utama manusia yang hidup yaitu makan dan minum”. Selama air zam-zam masih mengalir, manusia tidak perlu hawatir tidak bisa makan dan minum.

Anda tidak mungkin menemukan kebenaran mutlak didalam ka’bah akan tetapi anda akan menemukan kebenaran sejati manakala anda dapat mengerti dan memahami betapa besar KASIH TUHAN kepada manusia, sebagaimana firmanNya dalam alqur’an surah Almaidah 5:32

Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.

Selanjutnya marilah kita saksikan bagaimana besarNya Kasih Tuhan kepada Habel, yang telah dibunuh oleh saudaranya sebagaimana penjelasan Alkitab kejadian 4 : 11-12.

Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila Engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.

Kita tidak bisa menafsirkan firman Tuhan di atas secara harfiah, mengingat terdapatnya pesan penting dibalik firman tersebut. Kain “terbuang jauh dari tanah” maknanya “orang yang penuh dengan hawa nafsu jauh dari sifat SABAR sebagaimana sifat tanah”. Semua manusia yang hidup berpotensi memiliki sifat SABAR, hanya saja sifat sabar itu terpendam jauh didalam diri manusia.

Ini disebabkan karena firman menyebut “tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu dari tanganmu”. Itu sebabnya sifat sabar berada dibawah dan tersembunyi. Tidak mudah untuk menyebut seseorang memiliki sifat sabar. Ada rentang waktu yang panjang yang diwarnai oleh ujian dan pencobaan-pencobaan yang mesti dijalani atau dilalui oleh seseorang sebelum orang itu menyandang predikat sebagai orang yang sabar.

Acap kali manusia sulit membedakan antara “Sabar” dengan “Masa bodoh” sehingga manusia terjebak dengan sendirinya dalam upaya mencapai tingkat kesabaran. Meskipun manusia ingin berusaha mencapai kepada sifat sabar maka hasilnya tidak akan sepenuhnya bisa diperoleh sebab telah difirmankan “Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberi hasil sepenuhnya lagi kepadamu”. Mustahil manusia dapat disebut “SABAR” tanpa bantuan dan pertolongan Tuhan, oleh karena sifat sabar itu adalah sifat Tuhan.

Orang yang sabar adalah orang yang dekat kepada Tuhan dan Tuhan dekat kepadanya karena sabar adalah sifatNya. Semua nabi-nabi dan rasul-rasul Tuhan, harus melalui perjalanannya masing-masing untuk sampai kesebuah terminal ahir yang disebut SABAR, setelah itu barulah Tuhan akan memberikan muji’zat kepadanya sebagai pembuktian akan kedekatan mereka.

Orang yang penuh dengan hawa nafsu adalah orang yang memiliki sifat terburu-buru dan tergesa-gesa sebab telah difirmankan “engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi”. Anda bisa menyaksikan sendiri bagaimana sifat orang yang penuh hawa nafsu. Orang itu tidak memiliki ketenangan, orang itu seperti seorang pengembara dan pelarian yang diburu-buru dan dikejar-kejar oleh musuh yaitu hawa nafsunya sendiri.

Oleh: Cakra Ningrat

Bersambung

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN