Bukti Nusantara Pusat Peradaban Dunia

 

AJAIBNYA.COM – Pada Oktober tahun 2010 lalu, Indonesia kedatangan seorang ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Universitas Oxford, Inggris. Dia adalah Stephen Oppenheimer. Sejarah selama ini mencatat bahwa induk peradaban manusia modern itu berasal dari Mesir, Mediterania dan Mesopotamia.

bukti-nusantara-pusat-peradaban-dunia

Namun lewat buku Stephen Oppenheimer yang merupakan catatan perjalanan penelitian genetis populasi di dunia, ia mengungkapkan bahwa peradaban yang ada hingga kini, sesungguhnya berasal dari Timur, khususnya Asia Tenggara.

Tetapi menurutnya, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern lebih spesifik berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan Sundaland atau daerah di Indonesia.

Pernyataannya itu seolah mendukung sejumlah teori yang menyatakan bahwa beberapa temuan di Indonesia telah menjadi tonggak dari peradaban dunia selama ini.

Apa buktinya? Buktinya adalah bahwa peradaban agrikultur Indonesia lebih dulu ada jika dibandingkan dari peradaban-peradaban agrikultur lain di dunia, kata Oppenheimer di Gedung LIPI Jakarta saat diskusi di kala itu.

Berikut ini adalah beberapa temuan di Indonesia yang telah menjadi tonggak sejarah dari awal peradaban di planet ini.

1. Indonesia adalah “Atlantis yang hilang”

indonesia-adalah-atlantis-yang-hilangSalah satu teori kontroversial mengenai Atlantis adalah yang menyebutkan kalau Indonesia merupakan lokasi sebenarnya dimana benua dalam legenda itu berada. Wilayah semenanjung Melayu, termasuk Sumatera, Jawa, dan Kalimantan dulunya merupakan satu benua besar yang disebut Sundaland.

Secara logika, ketika dunia masih masa zaman es, pastilah hanya wilayah yang berada tepat di atas garis tropis atau khatulistiwa yang dianggap paling nyaman, dimana pada saat itu matahari menyinarinya dengan lebih hangat.

Karenanya, hanya pada wilayah itu yang dapat menopang sistim pertanian dan kehidupan manusia pada masa itu.

Pada akhir zaman es, terjadilah banjir besar akibat lelehan es dan menenggelamkan sebagian dataran Sundaland yang akhirnya membuat sebagian benua tersebut ada dibawah air.

BACA:  Ahlan Wa Sahlan Tamu Agung

Akibatnya, yang di masa lalu hanya ada satu daratan besar, kini akhirnya hanya menyisakan daratan-daratan terpisah atau disebut sebagai pulau-pulau, seperti yang kita kenal sekarang.

Pulau-pulau itu terbentuk dari daratan-daratan yang tinggi pada masa zaman es di daerah Sundaland, atau kini adalah daerah Indonesia.

The Lost Continent Finally FoundSetelah bumi menjadi lebih hangat, maka para leluhur manusia yang ada diatas garis tropis di Indonesia itu mulai berani untuk bermigrasi ke arah atas dan bawah dari wilayah khatulistiwa dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.

Banjir bandang inilah yang diyakini telah melahirkan legenda tentang Atlantis yang disebarkan oleh para imigran, termasuk Plato, di “benua baru” atau di “tanah baru”, yaitu wilayah atau benua-benua diluar Indonesia.

Setelah meneliti selama 30 tahun Profesor Arysio Santos menyimpulkan benua Atlantis adalah Indonesia, seperti yang dia ungkap dalam bukunya “Atlantis, The Lost Continent Finally Found’.

2. Gambar Goa Tertua Sejagat ada di Sulawesi

gambar-goa-tertua-sejagat-ada-di-sulawesiSebuah gambar tangan di Leang Timpuseng, kawasan karst Maros, Sulawesi dinobatkan sebagai stensil tangan tertua di dunia. Usianya minimal 39.900 tahun! Hasil karya leluhur manusia itu mengalahkan gambar tangan tertua sebelumnya di El Castillo, Spanyol, yang berusia minimal 37.300 tahun.

Mengutip dari data tahun 2014 lalu, usia gambar tangan terungkap berkat kerja sama Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Makassar, Balai Peninggalan Cagar Budaya Makassar, Universitas Wollongong dan Universitas Griffith Australia dalam penelitian sepanjang tahun 2011-2013.

Arkeolog yang terlibat antara lain Max Aubert dari Universitas Griffth, Adam Brumm (Universitas Wollongong), T Sutikna dan EW Saptomo (Pusat Arkeologi Nasional), Budianto Hakim (Balai Arkeologi Makassar), dan Muhammad Ramli dari BPCB Makassar.

BACA:  Lapisan Geologi Versus Lapisan Budaya di Gunung Padang

3. Situs Gunung Padang adalah Piramida Tertua Sejagat

situs-gunung-padang-adalah-piramida-tertua-sejagatSitus Megalitikum Gunung Padang, di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat merupakan situs piramida jenis pundan berundak peninggalan leluhur tertua di dunia. Dari hasil penanggalan karbon atau carbon dating, situs ini dibuat sekitar 9.000 hingga 20.000 tahun lalu, mengalahkan piramida Mesir yang dibuat hampir 5.000 tahun lalu.

Hal ini diungkapkan oleh ahli Geologi Dr. Danny Hilman. Menurutnya, situs yang ditemukan sekitar 1914 ini merupakan salah satu situs peninggalan sejarah terbesar di Indonesia dan situs megalithikum terbesar di Asia Tenggara.

Situs ini terpencil, terletak di antara gunung berapi, pohon pisang dan perkebunan teh serta berada 885 meter diatas permukaan laut. Situs ini berada sekitar 120 kilometer di selatan Ibu Kota Jakarta.

Situs yang terdiri dari puing-puing vulkanik yang dimulai dari lereng gunung ini dianggap sakral oleh masyarakat lokal Sunda. Hilman sendiri juga mengatakan bahwa situs itu sepertinya memang dibangun untuk ibadah.

“Jika memang itu untuk melakukan ritual ibadah, orang-orang pra sejarah pasti harus mendaki sambil menumpuk batu-batu itu untuk dibuat piramida. Cara menumpuk memang cukup kuno dalam pembangunan,” katanya, seperti dilansir dari surat kabar Daily Mail.

Hilman yang merupakan ahli geologi dari Pusat Geoteknik Indonesia mengatakan, sebagian orang masih berpikir bahwa orang-orang prasejarah itu primitif, namun dari monumen yang mereka tinggalkan rupanya hal tersebut tidak benar.

Dia percaya, piramida seperti yang ada di Gunung Padang itu akan jadi bukti peradaban kuno maju di Jawa. “Sebagian besar situs itu buatan manusia, mungkin dibangun oleh generasi beberapa abad sebelum kita,” katanya.

4. Kapal Nabi Nuh terbuat dari Kayu Jati Jawa

kapal-nabi-nuh-terbuat-dari-kayu-jati-jawaHasil penelitian para arkeolog Turki dan China menyebutkan, bahwa kayu yang digunakan untuk membuat kapal Nabi Nuh (Noah) merupakan kayu jati purba yang berasal dari Pulau Jawa.

BACA:  Hubungan Antara Sleman, Sulaiman dan Syailendra

Tahun 1949, benda mirip kapal di atas Gunung Ararat Turki di ketinggian 14.000 feet (sekitar 4.600 meter) diduga sebagai situs kapal Nabi Nuh AS yang awalnya ditemukan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat.

Kemudian, dimuat dalam berita Life Magazine pada 1960, saat pesawat Tentara Nasional Turki menangkap gambar sebuah benda mirip kapal yang panjangnya sekitar 150 meter. Lalu, penelitian dan pemberitaan tentang dugaan kapal Nabi Nuh a.s. (The Noahs Ark) terus berlanjut hingga kini.

Pemotretan yang dilakukan oleh penerbang Amerika Serikat, Ikonos, pada 1999-2000 tentang dugaan bahwa ada kapal di Gunung Ararat yang tertutup salju, memperkuat bukti dugaan tentang kapal Nabi Nuh a.s. itu.

Gabungan peneliti arkeolog-antropologi dari dua negara, China dan Turki yang beranggotakan 15 orang, sekaligus pembuat film dokumenter tentang situs kapal Nabi Nuh a.s. itu, telah menemukan bukti baru. Mereka mengumpulkan artefak dan fosil-fosil berupa serpihan kayu kapal, tambang, dan paku.

Hasil Laboratorium Noahs Ark Minesteries International, China-Turki, setelah melakukan serangkaian uji materi fosil kayu oleh tim ahli tanaman purba, menunjukan bukti yang mengejutkan. Apa itu? Bahwa fosil kayu Kapal Nabi Nuh a.s. berasal dari kayu jati purba yang ada di Pulau Jawa.

Mereka telah meneliti ratusan sampel kayu purba dari berbagai negara, dan memastikan, bahwa fosil kayu jati yang berasal dari daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah 100% cocok dengan sampel fosil kayu Kapal Nabi Nuh a.s.

Bisa dibayangkan pada masa puluhan ribu tahun lalu, betapa hebatnya dulu wilayah Indonesia.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN