Kisah Pertemuan Adam dan Hawa

 

AJAIBNYA.COM ~ Sebelumnya, Adam (dan istrinya, Siti Hawa) dikirim oleh Tuhan ke Dunia dari dalam Surga karena Adam telah berbuat dosa di dalam Surga. Akhirnya Adam terpisah dari Hawa sesampainya ia di bumi ini.

Kisah pertemuan Adam dan Hawa
Jabal Rahmah,  Adam dan Hawa di pertemukan oleh ALLAH SWT

Di saat saat pertama kehidupannya di muka bumi, Adam merasakan kesedihan yang luar biasa. Hari demi hari, kesedihan itu membuatnya menangis. Kemudian semakin lama tangisannya semakin menyesakkan dadanya.

Akhirnya ia mendengar suara Tuhan, “Adam, tahu kah kamu apa yang sedang kamu lakukan sekarang itu?”.

Adam pun menjawab: Aku tidak tahu ..

Tuhan pun berkata melalui suaraNya: “kamu sekarang sedang menangis”.

Adam berkata: “oh ya. Inilah saat saya menangis…”.

Kemudian Tuhan bertanya lagi: “tahukah kamu Adam, apa yang menyebabkan kamu menangis?”.

Adam bilang: “Aku tidak tahu, Tuhanku..”.

Tuhan: “kau menangis karena kau kehilangan istri yang sangat kau cintai. Itulah alasannya mengapa kau selalu merasa bersedih hati. Kalau kau dapat kembali bertemu dengan istrimu itu,, maka kau akan kembali seperti sedia kala…”.

Maka Adam pun berkata: baiklah kalau begitu, Tuhan. Pertemukanlah aku dengannya.

Tuhan: Ya. Carilah dia, maka kau akan bertemu dengannya. Dia pun sekarang juga sedang mencarimu.

Maka Adam pun mulai mencari sang istri supaya tangisan yang selalu menyesakkan dadanya mereda. Begitu juga dengan Siti Hawa, ia pun juga mencari Adam ke mana mana.

BACA:  Misteri Telapak Kaki Manusia Berusia 200 Juta Tahun

Berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan bulan, dua manusia baru itu saling mencari untuk dapat berjumpa satu dengan lainnya.

Di dalam pencarian itu, Adam selalu memanggil-manggil nama sang Siti hawa dengan keras-keras dengan harapan Siti hawa dapat mendengar suaranya itu.

Hingga suatu saat, ia mendengar suara sayup-sayup memanggil namanya. Betapa terperanjatnya Adam. Dia berlari begitu cepat ke arah suara itu. Semakin ia lari, semakin jelas suara yang selalu memanggil manggil namanya.

Begitu juga dengan Siti hawa. Ia selalu memanggil manggil nama Adam dengan keras dengan harapan Adam mendengar suaranya dari kejauhan. Siti hawa pun mendengar suara sayup sayup yang selalu memanggil namanya.

Adam kah itu? Ia berlari cepat ke arah suara itu, dengan harapan bahwa ia akan dapat bertemu dengan Adam. Namun sungguh pun begitu, teramat sulit bagi keduanya untuk dapat saling bertemu karena di sekitar tempat itu ditumbuhi oleh pepohonan yang amat tinggi dan lebat.

Ketika itulah Adam melihat ada sebuah bukit kecil. Dia berfikir, kalau ia naik ke puncak bukit itu, pastilah dari atasnya ia dapat melihat ke segala arah dengan mudah, dan ia akan dapat melihat di mana Siti hawa berada. Pun, mungkin Siti hawa akan dapat melihatnya.

Pada saat yang bersamaan, Siti hawa pun mempunyai fikiran yang sama. Ia melihat ada bukit yang kecil. Ia berfikir, kalau ia mendaki bukit itu hingga sampai ke puncaknya, maka ia akan dapat melayangkan pandangannya, dan dapat mengetahui di mana Adam berada.

BACA:  Runtuhnya Teori Evolusi Darwin yang Menyesatkan

Seketika itu juga, Adam langsung mendaki sang bukit untuk sampai ke puncaknya. Dari sisi yang lain, Siti hawa pun mendaki bukit tersebut untuk dapat sampai ke puncak… masing masing pun tetap saling memanggil nama dengan keras……

Tepat di puncak bukit itu, keduanya saling bertemu, tanpa disangka-sangka!

Di sanalah mereka berdua betemu, sebagai suatu rahmat dari dalam Surga!

Pencarian mereka akhirnya berakhir, berkat rahmat Allah Swt!!

Di puncak bukit itu, untuk pertama kalinya, cinta dan kasih sayang di kalangan manusia terjadi dan tercetus. Kalau cinta dan kasih sayang setidaknya membutuhkan dua orang untuk dapat terjadi, maka puncak bukit itu menjadi bukti dan saksi dari permulaan cinta kasih yang akan selalu terjadi di bumi ini, yang tidak cinta kasih berdua antara Adam dan Siti hawa.

Penutup

Tahukah anda, apakah nama bukit itu? Berada di manakah bukit itu sekarang?

Semua kisah yang agung itu terjadi di Jabal Rahmah yang berlokasi di kota Mekkah.

Jabal berarti bukit atau gunung, dan rahmah berarti cinta kasih.

Jabal Rahmah itu sendiri berada tepat di tengah padang Arafah, tempat suci tempat di mana semua jemaah haji dari seluruh Dunia berhimpun pada musim haji untuk menyempurnakan ibadah haji mereka.

Mereka, para jemaah haji itu harus tinggal di sana sampai matahari terbenam pada tanggal 9 Zulhijjah, untuk memperingati kisah agung bertemunya Adam dan hawa di bukit itu yang merupakan hari pertama kalinya kasih sayang terjadi di kalangan manusia di muka bumi ini.

BACA:  Kisah Keturunan Dewawarman (Purwayuga 5)

Arafah sendiri berarti ‘untuk saling kenal atau bertemu untuk mendapatkan rasa saling sayang’. Di puncak Jabal Rahmah itu dibangun monumen untuk memperingati kisah agung itu ketika Adam dan hawa bertemu untuk pertama kalinya untuk mencetuskan kasih sayang. Bukan kah sesungguhnya Hidup di muka bumi ini hanya boleh dipenuhi dengan rasa saling kasih sayang satu sama lain?

Dikisahkan ketika Adam dan hawa bertemu itu, mereka tetap diam di tempat itu hingga matahari terbenam. Setelah mereka bertemu itu, mereka bersyukur kepada ALLAH SWT.

Mereka diam di tempat itu untuk sekian lama untuk merenungi betapa ALLAH SWT sangat besar rahmat-Nya untuk mereka berdua, dan untuk menginsyafi betapa mereka saling membutuhkan, dan menginsyafi betapa ALLAH SWT menginginkan mereka berdua untuk kembali bersatu.

Untuk itulah maka wukuf di Padang Arafah diselenggarakan setiap tahun oleh semua jemaah haji dari seluruh Dunia ini, yaitu untuk menyadari bahwa semua manusia haruslah hidup berkasih sayang. Hidup saling menyendiri tidak lah akan menguntungkan semua pihak.

Setiap jemaah haji yang wukuf di padang Arafah itu, akan dan harus merasa bahwa mereka adalah Adam dan hawa yang untuk pertama kalinya saling bertemu setelah sekian lama terpisah, kemudian di dalam pertemuan itu maka terciptalah kasih sayang.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN