Raja Namrud dan Ratu Semiramis

 
 

AJAIBNYA.COM ~ Setelah banjir besar surut, mereka yang selamat turun dari gunung dan menetap di dataran rendah termasuk Namrud, mulai membangun peradaban baru.

Semua ini terjadi ketika Sumeria, Mesir dan peradaban Lembah Sungai Indus secara tiba-tiba muncul dengan tingkat kemajuan yang sangat tinggi, meskipun sebelumnya telah ada dan kembali setelah bencana.

Raja Namrud Dan Ratu Semiramis
Raja Namrud Dan Ratu Semiramis, Pendiri Babilonia

Masyarakat Sumeria memulai puncak perkembangannya karena pengetahuan berkembang misterius dan ras Arya berkulit putih, menurut legenda berasal dari planet merah.

Mereka memperluas kawasan dari Pegunungan Kaukasus dan kedalam Sumeria, Mesir dan Lembah Indus, bahkan sejarah konvensional mengakui bahwa ada masyarakat sangat maju yang tiba-tiba saja muncul.  

Ada sebagian makhluk yang tidak murni dari garis keturunan manusia, disebutkan ras raksasa (Titan) adalah garis keturunan blasteran dari manipulasi genetik. Awal penyebaran garis keturunan campuran Arya setelah banjir surut, terutama di Babilonia selatan dan wilayah Sumeria sepanjang Sungai Efrat.

BACA:  Ternyata Di Bawah Samudera Atlantik Ada Piramida Besar

Babilonia jauh lebih awal dari yang diyakini sebelumnya, dan sebagai salah satu kota pertama pasca banjir, dimana misteri dan organisasi rahasia seluruh dunia berasal dari kota ini.

Raja Namrud Dan Ratu Semiramis, Pendiri Babilonia

Menurut teks kuno dan legenda, pendiri Babilonia adalah Raja Namrud (Nimrod) yang memerintah bersama Ratu Semiramis. Raja Namrud digambarkan sebagai tiran perkasa dan salah satu keturunan ras raksasa yang hidup setelah banjir besar Nuh.

Orang Arab meyakini bahwa setelah bencana banjir, Raja Namrud membangun kembali struktur menakjubkan di Baalbek Lebanon dengan tiga batu yang beratnya masing-masing 800 ton. Dia memerintah wilayah yang saat ini berada di Lebanon, pusat kerajaan pertama Namrud adalah Babilonia, Akkad dan tanah Sinear (Sumeria).

Raja Namrud memperluas wilayahnya ke Asyur untuk membangun kota-kota seperti Niniwe, di mana banyak ditemukan Tablet Sumeria. Raja Namrud dan Semiramis berasal dari garis keturunan campuran yang dikenal sebagai Titan.

BACA:  Mengembalikan Kejayaan Nusantara

Ras raksasa atau Titan adalah salah satu keturunan Nuh, teks terdahulu menyebutkan seorang bayi hasil dari perkawinan manusia dan ras berkulit putih.

Dalam teks Genesis disebutkan bahwa ayah dari Raja Namrud adalah Cush, dia dikenal sebagai Bel atau Belus, anak dari Ham sekaligus cucu dari Nuh. Cush dikenal sebagai dewa Hermes, yang berarti Anak Ham, Ham atau Khem diartikan sebagai ‘terbakar’ dan mungkin terhubung dengan ibadah menyembah matahari, sebuah jaringan dewa muncul dari Babilonia dan kemudian terhubung dengan Mesir.

Raja Namrud dan Ratu Semiramis tetap dianggap sebagai dewa utama hingga hari ini, walaupun dikenal dengan banyak nama dan simbol berbeda. Namrud dilambangkan sebagai ikan, dan Ratu Semiramis dilambangkan dengan ikan dan burung merpati. Namrud digambarkan sebagai dewa ikan Dagon berwujud setengah manusia, setengah ikan.  

Ratu Semiramis digambarkan sebagai ikan karena orang-orang Babilonia percaya bahwa ikan merupakan simbol dewi cinta, yang kemudian digunakan dalam simbolisme agama dan arsitektur dimana Semiramis digambarkan sebagai burung merpati yang memegang ranting zaitun.

BACA:  Mengapa Sphinx di Mesir Menghadap Ke Arah Barat Daya?

Semiramis diambil dari evolusi nama dewa India, Sami-Rama-isi atau Semi-Ramis. Seekor ikan dan burung merpati adalah dua simbol yang hingga hari ini masih banyak digunakan dalam ritual keagamaan dan upacara nasional, meskipun sebagian besar orang yang terlibat tidak tahu arti sebenarnya.

Semiramis disebut Ratu Surga (Rhea), Dewa Perawan, dan terkadang dikenal sebagai Bunda Pertiwi (Ninkharsag). Dia juga disembah dibawah nama Astarte (wanita yang membuat menara) merujuk pada Menara Babilonia (Babel) yang pernah dibangun Raja Namrud.

Para keturunan campuran Arya dan Babilonia berevolusi menggunakan tutup kepala bertanduk seperti yang dikenakan Raja Namrud.

Dimana tanduk melambangkan otoritas raja dan kemudian menjadi ikat kepala logam dengan tiga tanduk yang melambangkan kekuasaan raja dengan kekuasaan ilahi.Semua ini diwakili simbol fleur-de-lis yang bisa ditemukan sepanjang regalia kerajaan modern.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN