Perjanjian Tuhan Dengan Manusia

 

Perjanjian Tuhan Dengan ManusiaTuhan menciptakan segala sesuatunya tidak hanya sekali jadi karena tidak sekali jadi, maka Tuhan perlu membuat Perjanjian-Perjanjian antara diriNya dan ciptaanNya. Perjanjian itu bersifat mengikat sejak perjanjian itu disampaikan, sampai kepada hari ini dan waktu yang akan datang hingga perjanjian itu kembali lagi kedalam tanganNya. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa “Perjanjian” adalah produk hukum yang mengikat para pihak. Bila salah satu pihak tidak mentaati perjanjian yang telah disepakati maka pihak yang dirugikan akan mengajukan tuntutan hukum ke pengadilan. Hakim memiliki kewenangan untuk memutuskan perselisihan hukum perjanjian.

Dalam alkitab disebutkan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi selama enam hari dan pada hari ketujuh Tuhan beristirahat. Alqur’an mengatakan “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa … (QS. 11:7). Secara lengkap kami kutipkan alkitab sebagai berikut: “Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dengan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatnya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang dibuatNya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatNya itu (Kejadian 2:1-3).

Ummat islam akan menerima firman Tuhan pada surat Hud ayat 7 tanpa koreksi. Ummat nasrani akan menerima firman Tuhan pada kitab kejadian 2:1-3 tanpa bantahan. Sebagai orang hukum Cakra Ningrat tidak bisa berpihak kepada ummat islam atau ummat nasrani meskipun Cakra Ningrat orang islam. Sebagai orang hukum Cakra Ningrat menerima alqur’an dan alkitab dengan catatan berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

  • Apa yang dimaksud dengan “masa”. Jika masa dimaknai sebagai waktu, satuan apakah yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur yang bisa diterima secara hukum, apakah jam, hari,  minggu, bulan, tahun atau abad?. Satuan “masa” sangat penting agar kita dapat mengetahui jarak waktu dari satu masa kemasa berikutnya sampai terpenuhi enam masa. Lebih dari semua itu, jika benar satuan waktu sudah ada, siapakah yang berkepentingan terhadap penggunaan waktu tersebut?
  • Apa yang dimaksud dengan “hari ketujuh”. Dari mana dasar penghitungannya. Apakah kata “hari” yang dimaksud oleh alkitab sama dengan hari yang kita gunakan sekarang yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, Sabtu dan Minggu. Jika sama kenapa alkitab tidak menyebut nama harinya agar bisa kita terima secara hukum!.
BACA:  Senjata Trisula Weda dalam Ramalan Jayabaya

Dua pertanyaan di atas adalah contoh pertanyaan hukum. Apapun jawaban anda maka hukum akan terus mengejar dengan pertanyaan-pertanyaan hukum sampai ditemukan jawaban yang dapat diterima secara hukum untuk kepastian hukum. Artikel ini berjudul “Perjanjian Tuhan dengan Adam (Manusia)”. Pembaca yang sombong dan hatinya culas akan menganggap sepele judul artikel ini seakan-akan dia sudah mengetahui maksud dan tujuannya. Pembaca seperti itu adalah seorang pecundang sejati.

Orang pandai yang membaca judul artikel ini merasa ingin mengetahui materi tulisan untuk kemudian menyimpulkannya sendiri. Pembaca seperti ini adalah orang yang bijaksana dan berbudi pekerti luhur. Orang seperti ini adalah orang yang tahu berterima kasih terhadap orang lain yang telah bersusah payah mengerjakan atau memberi peringatan tanpa berharap mendapatkan imbalan apa-apa.

Belum ada  seorangpun ahli yang mampu mengungkap misteri “enam”. (hari atau masa) secara akurat berdasarkan hukum. Misteri angka “enam” berkaitan dengan terdapatnya enam unsur yang ada didalam tubuh manusia. Keenam unsur-unsur tersebut adalah ruh, hati, jiwa, darah, daging dan tulang. Pertanyaannya sekarang adalah; apakah ketika Tuhan menciptakan Adam, keadaannya sudah sama dengan manusia yang hidup sekarang ini?. Logika hukum  penulis mengatakan BELUM!. Fakta hukumnya; banyaknya temuan-temuan arkeologis yang mampu membuktikan bahwa manusia dulunya sebangsa kera (mirip orang utan) yang berjalan dengan dua kaki.

Bentuk tubuhnya, tinggi, besar dan kuat. Baru-baru ini dunia digemparkan dengan penemuan bahtera Nuh di atas gunung Arafat-Turki oleh expedisi tim ahli arkeologis berkebangsaan Cina. Orang islam dan nasrani menganggap hal itu adalah hal biasa saja. Penemuan arkeologis penting itu hanya merupakan pembuktian atas apa yang mereka yakini selama ini karena kisah “bahtera Nuh” tertulis jelas didalam kitab suci alqur’an dan alkitab. Kisah Nuh adalah kisah nyata bukan cerita fiksi atau dongeng.

Sebagai orang hukum saya memiliki pandangan yang berbeda dengan orang islam dan nasrani meskipun saya ini seorang muslim. Hukum mempertanyakan; kalau hanya untuk membuat manusia mati kecuali keluarga Nuh dan binatang yang ada diatas bahtera Nuh, kenapa bumi harus ditenggelamkan dengan air pasang setinggi ribuan meter sampai-sampai seluruh puncak gunung tertutup oleh air?. Pertanyaan kedua adalah; kenapa banjir harus berlangsung lama, sampai memakan waktu berbulan-bulan?. Betapa  mudahnya bila hanya untuk mematikan manusia dengan cara menenggelamkannya.

BACA:  Ramalan Meletusnya Gunung Slamet

Paling lama satu jam mereka akan mati semua mengingat dimasa itu belum ada yang tahu berenang?. Jawabannya sangat sederhana. Dibutuhkan kedalaman air yang tinggi karena manusia saat itu tinggi-tinggi. Dibutuhkan waktu yang lama karena manusia saat itu besar-besar dan kuat-kuat. Fakta hukumnya; Temuan arkeologis tentang binatang  dinosaurus. Manusia lebih tinggi, lebih besar, lebih kuat dan lebih hebat dibanding dinosourus. Dinosourus punah semua saat terjadinya banjir semesta.

Sebagai orang hukum, penulis hanya ingin mengingatkan kita semua bahwa ternyata Perjanjian-Perjanjian Tuhan bukanlah perjanjian masa lalu. Perjanjian-Perjanjian itu masih berlaku hingga saat ini dan mengikat kita semua. Clausul-clausul perjanjian dimaksud disampaikan dalam bentuk Legal Opinion, agar kita faham dan membenarkannya dengan harapan kita tidak perlu panik bila “hari penghakiman” tiba. Tidak ada yang mengetahui kapan datangnya “hari penghakiman” atau “hari pembalasan” tersebut, namun patut diduga waktunya sudah amat dekat.

Dugaan ini didasari oleh fakta adanya fenomena alam berupa gempa bumi akibat letusan gunung berapi baik gunung api yang ada di atas permukaan tanah maupun gunung api yang berada jauh di bawah dasar laut secara berurut dan berkelanjutan, yang ikut berdampak terjadinya anomali cuaca yang membingungkan manusia untuk melakukan prediksi akurat. Fenomena sosiologis berupa terbukanya peluang dan kesempatan yang luas sehingga memicu hawa nafsu manusia untuk berlomba-lomba mengejar dunia dengan menghalalkan segala cara. Pada saat yang bersamaan manusia juga berlomba-lomba menyemarakkan tempat-tempat ibadah untuk mencari kedamaian.

Artikel ini ditulis dengan dua tujuan. Pertama; agar manusia SADAR bahwa dirinya terikat perjanjian dengan Tuhan. Kedua; agar manusia mengetahui Rahasia Perencanaan dan Penciptaan Tuhan. Dengan mengetahui Rahasia Tuhan maka manusia akan menjadi orang yang TERCERAHKAN. Orang yang SADAR dan TERCERAHKAN adalah BUDDHA

BACA:  Inilah Kronologis Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines

Semua manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan, yang membedakannya adalah tingkat ketaqwaannya.

Apa yang dimaksud dengan taqwa?. Apa yang menjadi tolok ukur atau barometer untuk disebut sebagai orang yang bertaqwa?. Apakah karena orang rajin shalat lima waktu, puasa, berzakat, berhaji dan umrah sudah dapat disebut sebagai orang yang bertaqwa?. Atau apakah karena orang rajin mengikuti misa di gereja, kebaktian dan melakukan pelayanan sudah dapat disebut sebagai orang yang bertaqwa?. Belum bisa karena semua yang disebutkan diatas masih bersifat subyektif. Sebuah kebenaran harus tunduk pada nilai-nilai obyektifitas dan universalitasnya.

Secara intristik (hakiki), taqwa bermakna dekat. Ketaqwaan dapat dimaknai sebagai “kedekatan” manusia kepada Tuhan. Pertanyaannya bagaimana cara “mendekati” Tuhan?. Jawabnya sangat sederhana; Ketahui Rahasia-Nya. Tanpa mengetahui Rahasia-Nya; MUSTAHIL anda bisa dekat dengan Dia dan Dia dekat dengan anda.

Contoh; seorang suami sangat dekat kepada istrinya dan seorang istri sangat dekat kepada suaminya karena mereka saling mengetahui rahasia mereka yang paling tersembunyi. Anda memiliki teman yang banyak akan tetapi diantara teman anda yang dekat dengan anda yaitu mereka yang tahu rahasia anda dan anda mengetahui rahasia dia. Seorang pemimpin baik di instansi pemerintah maupun swasta akan memperlakukan sama semua bawahannya akan tetapi ada bawahan yang paling diistimewakan oleh sang pemimpin yaitu yang mengetahui rahasia pimpinan meskipun bawahan itu memiliki pangkat yang paling rendah di kantor tersebut.

Legal Opinion ini akan mengantar anda semua. Membimbing logika anda untuk mengetahui Rahasia Tuhan dengan pendekatan hukum. Dengan mengetahui Rahasia-Nya maka anda akan dekat dengan Tuhan dan Tuhan dekat dengan anda. Legal Opinion ini diawali dengan artikel yang pertama yaitu “Perjanjian Tuhan Dengan Adam (Manusia)”. Artikel kedua adalah “PERJANJIAN TUHAN DENGAN KAIN (QABIL)”, menyusul artikel ketiga, keempat, kelima dan seterusnya dan selanjutnya.

Hanya mereka yang “SADAR” dan “TERCERAHKAN” yang mampu memahami artikel-artikel yang akan dipersembahkan oleh Cakra Ningrat. Blog yang sangat mulia dan terhormat ini.

Oleh: Cakra Ningrat

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

Yang di sebut ilmu buhun, sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera

JANGAN LEWATKAN