AJAIBNYA.COM – Kalau bumi itu datar, maka dimanakah ujungnya? sudah pasti kita akan terjatuh, seandainya bumi itu berbentuk datar dan memiliki tepian bukan?. Saat itu, ingatan memori otak kita yang masih segar dan memiliki banyak laci-laci kosong untuk dipenuhi semua hal berbau edukasi, dengan mudahnya menerima.
Memasukkan dogma “Kalau bumi datar, ujungnya dimana?”. Terus menerus, repetisi, berulang. Tanpa mampu kita sanggah di fase itu. Sampai tibalah jaman dimana Sergey Larry menemukan Google. Ternyata kalau bumi itu datar, tidaklah harus terjatuh ke tepian. Kita tidak terjatuh ke tepian dataran bumi. Karena barisan bongkahan es mengelilingi tepian dari bumi datar ini.
Dalam jurnal Kapten Cook pada tahun 1773, ia menceritakan perjalanannya mengarungi lautan selama tiga tahun delapan hari, dengan perkiraan jarak sejauh enam puluh ribu mil. Dengan fenomena ice wall yang ia temukan.
Kapal menghilang dibalik lengkungan (kurvatur) bumi, Semua objek yang menjauh dari tepian pantai menuju laut lepas; menghilang dari pandangan mata kita dikarenakan objek tersebut menghilang dibalik kurvatur, lengkungan bumi bulat. Begitulah ceritanya. Hingga semuanya terjawab oleh satu istilah disebut titik perspektif, atau titik hilang.
Objek yang menjauh dari tepian pantai menuju laut lepas, perlahan menghilang dari pandangan mata, jelas bukan karena menghilang di balik lengkungan bumi. Tapi, menghilang karena jarak pandang mata manusia memiliki keterbatasan dalam hal perspektif, titik hilang.
Kita memang sengaja untuk tidak diperkenalkan sejak dini dengan istilah titik perspektif, melainkan Kehebatan teori gravitasi. Apa yang membuat semua objek di atas permukaan bumi tetap menempel? walaupun posisi objek tersebut berada di zona southern hemisphere bumi bulat? Adalah teori gravitasi, hasil pencetusan ilmuwan yang (sebenarnya juga) penganut paham metafisik, Sir Isaac Newton.
Asumsinya, bila kita mengikuti teori bumi bulat, Posisi kita saat ini di Indonesia dan Australia berada di zona southern hemisphere. Berkebalikan dengan posisi benua-benua northern hemisphere. Berarti, posisi keseharian kita beraktivitas di zona ini berposisi terbalik bukan? Kepala di bawah, kaki di atas. Lumayan rumit juga tampaknya.
Kita sengaja dicekokkan teori gravitasi, sementara di satu sisi, hukum Archimedes dikesampingkan.
Sifat air selalu mengikuti wadahnya, mau apapun bentuk wadah tersebut; permukaan air selalu datar (level). Mustahil sifat air mengikuti lengkungan bumi, mencembung atau mencekung dalam realita kehidupan kita.
Lalu, bagaimana saya bisa naik-turun sesuka hati disaat menikmati dunia bawah laut saat berkali-kali diving? kenapa saya justru tidak ikut tertarik menempel ke permukaan bumi, seperti yang gravitasi lakukan terhadap air puluhan juta kubik air laut?
Jawabannya adalah karena: bouyancy, not gravity.
Dalam teknik diving, dikenal dengan istilah bouyance. Bouyance digunakan untuk meringankan berat massa tubuh kita dengan menarik nafas, sehingga paru-paru akan mengembang, otomatis meringankan berat massa tubuh manusia ketika ada di dalam medium air laut.
Itulah yang menyebabkan diver santai saja naik-turun sesuka mereka. Gravitasinya kemana?
Tahukah kamu, apa saja yang menjadikan teori gravitasi ini maha dahsyat hebatnya? Teori gravitasilah yang menyebabkan rute lintasan planet-planet selain bumi, tetap pada lintasannya mengitari sang matahari. Konon katanya, besarnya massa gravitasi mataharilah berperan besar akan hal ini.
Karena gravitasi sang bulan juga, yang menyebabkan pasang-surut air laut. Karena gravitasi bumi jugalah, yang menyebabkan bulan tidak ‘tertarik’ dan terpengaruh mengitari matahari. Seperti halnya Pluto danUranus. Karena gravitasi, jutaan kubik air laut tidak tumpah bleberan, dan semua objek selalu kembali kepada permukaan bumi.
Tahukah kamu, indoktrinasi di fase dini ibarat mengukir di atas batu yang keras dan solid? Dengan melakukan indoktrinasi di fase sekolah dasar, dengan proses yang tidak sebentar, akan menghasilkan daya rekam ingatan kita sangat tajam.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin