Peninggalan Kerajaan Makassar

 

AJAIBNYA.COM – Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini bersatu di bawah pimpinan raja Gowa Daeng Manrabbia yang selanjutnya menjadi raja pertama, sedangkan raja Tallo Karaeng Mattowaya, menjadi patih di kerajaan tersebut.

peninggalan-kerajaan-makassar

Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara.

Bahkan daerah Makassar menjadi  pusat persinggahan para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia bagian timur maupun para  pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan letak seperti ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur  perdagangan Nusantara.

Pusat kerajaan terletak di Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Beberapa peninggalan Kerajaan Gowa Tallo di antaranya adalah Benteng Rotterdam (Benteng Ujung Pandang), Batu Pallantikang, Masjid Katangka, Kompleks Makam Katangka, serta Makam Syekh Yusuf.

1. Benteng Ford Ratterdam

Benteng Fort Rotterdam adalah sebuah bangunan benteng peninggalan masa kejayaan kerajaan Gowa Tallo yang terletak di pesisir barat pantai kota Makassar. Benteng ini dibangun oleh raja Gowa ke-9, yakni I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ Kallonna pada tahun 1545.

BACA:  Keajaiban Kera Raksasa Jawa Purba

Karena awalnya berbahan tanah liat, Raja Gowa ke-14, yakni Sultan Alauddin kemudian memugar bangunan benteng dengan bahan batu padas yang diperoleh dari pegunungan Karst di Maros. Orang Makassar menyebut benteng Fort Rotterdam dengan sebutan benteng panyyua atau benteng penyu. Pasalnya, jika dilihat dari atas, benteng ini memiliki bentuk seperti penyu.

Bentuk ini memiliki filosofi bahwa Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan yang berjaya di laut dan daratan, sama seperti penyu yang hidup di dua alam. Pada masa silam, benteng Fort Rotterdam menjadi markas pasukan katak kerajaan. selain itu, ia juga berfungsi sebagai pusat pertahanan kerajaan Gowa-Tallo dari serangan laut.

Pada masa kepemimpinan Cornelis Speelman atas distrik Sulawesi benteng ini pernah beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan rempah-rempah dari seluruh wilayah di Indonesia Timur. Selain itu, nama benteng yang sebetulnya adalah benteng Ujung Pandang, olehnya kemudian diubah pula menjadi Benteng Rotterdam untuk mengenang tanah kelahirannya di kota Rotterdam, Belanda.

BACA:  Berbagai Perkakas Zaman Prasejarah di Sepanjang Aliran Ciliwung

2. Batu Pallantikang

batu-pallantikangBatu pallantikang atau batu pelantikan adalah sebuah batu andesit yang diapit batu kapur. Batu peninggalan Kerajaan Gowa Tallo ini dipercaya memiliki tuah karena dianggap sebagai batu dari khayangan.

Karena anggapan tersebut, sesuai namanya batu ini digunakan sebagai tempat pengambilan sumpah atas setiap raja atau penguasa baru di kerajaan Gowa Tallo. Batu ini masih insitu atau berada di tempat aslinya, yakni di tenggara kompleks pemakaman Tamalate.

3. Masjid Katangka

Masjid Katangka atau kini disebut masjid Al-Hilal adalah masjid peninggalan Kerajaan Gowa Tallo yang diperkirakan dibangun pada tahun 1603. Masjid ini secara administratif kini terletak di Desa Katangka, Kec. Somba Opu, Gowa, tak jauh dari kompleks pemakaman Sultan Hassanudin. Nama Katangka diyakni berasal dari nama bahan pembuatannya yaitu kayu Katangka.

BACA:  Ditemukan Prasati Dengan Huruf Lemurian di Gunung Padang

4. Kompleks Makam Katangka

Di areal masjid Katangka, terdapat sebuah kompleks pemakaman dari mendiang keluarga dan keturunan raja-raja Gowa, termasuk makam Sultan Hasanuddin. Makam raja-raja bisa dikenali dengan mudah karena diatapi dengan kubah. Sementara makam pemuka agama, kerabat, serta keturunan raja hanya ditandai dengan batu nisan biasa.  

5. Makam Syekh Yusuf

makam-syekh-yusufSyekh Yusuf adalah ulama besar yang hidup di zaman kolonial Belanda. Pengaruhnya yang sangat besar bagi perlawanan rakyat Gowa Tallo terhadap penjajah, membuat Belanda mengasingkannya ke Srilanka, kemudian ke Cape Town, Afrika Selatan.

Jenazahnya setelah beberapa tahun kemudian dikembalikan ke Makassar dan dimakamkan di sana, tepatnya di dataran rendah Lakiung sebelah barat Masjid Katangka.

Nah, demikianlah beberapa peninggalan Kerajaan Gowa Tallo, Semoga dapat membantu pekerjaan rumah Anda dan dapat menambah wawasan sejarah kita semua.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN