Tinjauan Filosofis Satrio Piningit

 

Artikel ini adalah lanjutan dari Senjata Trisula Weda

UNIVERSALITAS HINDU

Tinjauan Filosofis Satrio PiningitAgama hindu mengelompokkan masyarakat berdasarkan warna atau kasta yaitu: Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta ini tidak didapatkan seseorang sejak lahirnya akan tetapi diupayakan secara terus-menerus berdasarkan pilihannya sendiri. Tegasnya: Kasta berkaitan langsung dengan profesi atau pekerjaan seseorang atau pilihan hidup. Kasta (warna) tersebut adalah:

1. Brahmana

Brahmana merupakan golongan pendeta dan rohaniawan dalam suatu masyarakat.
Bila anda seorang pendeta, pastor, bikku, ustadz, kiyai, ulama, dsb. maka anda disebut dengan golongan Brahmana. Untuk berada di golongan itu anda harus berusaha serius dan tekun mempelajari ajaran-ajaran agama yang anda anut. Bila anda berkhotbah entah yang anda katakan benar atau salah, maka ummat anda terdiam menyimak perkataan-perkataan anda. Ajaran hindu menempatkan golongan Brahmana sebagai golongan tertinggi. Anak-anak dan keturunan anda tidak akan ditempatkan dalam golongan Brahmana bilamana anak itu tidak memilih profesi pekerjaan sebagaimana yang anda lakukan.

Presiden SBY akan duduk dilantai bila ustadz sudah menyampaikan khotbahnya. Presiden Obama akan duduk terpaku bila pendeta sudah membacakan khotbahnya. Raja Arab Saudi akan duduk bersila bila ulama sudah naik di mimbar membacakan khotbahnya. Kenyataan ini berlaku dimanapun dan oleh siapa pun. Ini adalah sebuah fakta hukum bahwa kita semua MEMBENARKAN dan MELAKSANAKAN prinsip-prinsip dasar dari ajaran hindu. Entah kita menyadarinya atau tidak!

2. Ksatriya

Ksatriya merupakan golongan para bangsawan atau negarawan yang menekuni bidang pemerintahan atau administrasi negara.
Bila anda seorang presiden, gubernur, bupati, walikota, camat, lurah, politisi, tentara, polisi, jaksa, hakim tegasnya seluruh profesi atau pekerjaan yang anda geluti atau tekuni dan anda digaji dan diberi fasilitas oleh negara maka anda berada di golongan ksatriya. Anda tidak ditempatkan di golongan itu sejak anda lahir, akan tetapi ada upaya serius yang anda lakukan sejak kecil sampai anda bisa berada di golongan itu. Kewajiban golongan ksatriya adalah melindungi golongan Brahmana, Waisya dan Sudra.

3. Waisya

Waisya merupakan golongan para pedagang, petani, nelayan, dan profesi lainnya yang termasuk bidang perniagaan atau segala sesuatu yang bersifat meterial dalam arti seluas-luasnya. Kewajiban mereka memenuhi kebutuhan golongan Brahmana, Ksatriya, dan Sudra. Golongan Waisya akan mendapatkan haknya berupa keuntungan materi dsb.

4. Sudra

Sudra merupakan golongan para pelayan, pekerja, buruh, dsb yang membantu Brahmana, Ksatriya, dan Waisya agar pekerjaan mereka dapat terpenuhi. Tanpa adanya golongan Sudra, maka kewajiban ketiga kasta tidak akan dapat terwujud.

Pengelompokan masyarakat dalam sistem Caturwana (Brahmana, Ksatriya, Waisya, dan Sudra) berlaku universal dimanapun dengan sistem tata negara apapun. Sadar atau tidak, kita semua telah melaksanakan prinsip-prinsip ajaran hindu yang mengandung nilai-nilai kebenaran universal. Inilah ajaran para Dewa. Ajaran yang mengandung kebenaran. Tiada kebenaran selain kebenaran itu sendiri.

Tidak diketahui secara pasti sejak kapan Jayabaya menyampaikan ramalannya. Banyak pendapat yang menyebutkan sekitar abad 18. Jika pendapat itu benar maka agama budha, islam, dan kristen sudah ada di Jawa (nusantara) menyingkirkan dominasi agama hindu.

Pertanyaannya adalah mengapa ramalan Jayabaya justru bersentuhan langsung dengan ajaran hindu seperti dengan adanya penyebutan Trisula, Weda, Dewa Indra, dan Dewa Krisna. Bukankah di masa Jayabaya hidup agama budha, islam dan kristen sudah ada di nusantara ini ?.

Raden Ngabehi Ronggowarsito menafsirkan semua presiden yang pernah memimpin Republik Indonesia adalah Satrio Piningit termasuk calon presiden Indonesia yang ke 7 nanti. Cakra Ningrat membenarkan apa yang ditafsirkan oleh Ronggowarsito dengan pemikiran bahwa siapa pun presiden yang belum dipilih oleh rakyat dianggap masih piningit (bersembunyi). Satrio (bahasa Jawa) yang artinya Ksatriya adalah warna (kasta) yang merupakan pilihan hidup seseorang yang menekuni pekerjaan di bidang pemerintahan, Gubernur, bupati, walikota, mentri yang belum terpilih atau dipilih untuk menduduki suatu jabatan tertentu di bidang pemerintahan dapat dikatakan sebagai Ksatriya yang masih bersembunyi atau Satrio Piningit. Termasuk camat, lurah, kepala desa sepanjang belum menduduki jabatan itu dapat dikategorikan atau memenuhi unsur untuk disebut sebagai Satrio Piningit.

Cakra Ningrat berpendapat bahwa SATRIO PININGIT yang dimaksud dalam ramalan Jayabaya adalah seorang DEWA YANG BERBADAN MANUSIA Dikatakan berbadan manusia karena di masa lalu Dewa hanya berada di atas kayangan sehingga manusia menganggap mereka sebagai mitos. Dasar filosofinya adalah sbb:

BACA:  Gambaran Perkembangan Bentuk Bumi Sejak 250 Juta Tahun Lalu

1. Dewa yang mengelompokkan manusia dalam Caturwarna (Brahmana, Ksatriya, Waisya, dan Sudra) maka Dewa pula yang harus merubahnya.

2. Dewa berbadan (berwujud) manusia yang akan muncul nanti adalah DEWA KALKI. Dewa Kalki bukan Dewa yang pertama berbadan manusia. Dewa yang pertama kali berbadan manusia adalah Dewa Kresna. Dewa Kalki adalah penggenapan Dewa Kresna. Dewa ini adalah penjelmaan (inkarnasi) kesepuluh (penggenapan) Dewa Wisnu. Parasnya seperti Dewa Kresna. Dewa Kresna adalah penjelmaan kedelapan Dewa Wisnu. Julukan yang melekat pada diri Dewa Kalki adalah SANG PENGHANCUR. Kalki akan menghancurkan apa saja antara lain:
– Menghancurkan keyakinan manusia terhadap agama yang dianutnya
– Menghancurkan peradaban manusia
– Menghancurkan apa saja yang didewakan atau dipuja manusia
– Menghancurkan catur warna (kasta-kasta)
– Menghancurkan dunia beserta seluruh isinya
Tipikal Kalki sangat menakutkan bagi yang mencoba menghalanginya akan tetapi menggembirakan bagi yang mengikuti kehendaknya.

3. Dewa berbadan (berwujud) manusia memiliki watak seperti Baladewa. Baladewa dapat diartikan dengan seluruh Dewa-dewa yang diyakini oleh manusia baik oleh mereka yang beragama hindu, budha, kong hu chu, Shinto, maupun agama-agama kuno lainnya. Watak-watak seluruh Dewa tersebut terangkum dan terakumulasi menjadi satu di dalam diri Dewa berbadan manusia. Dewa ini menguasai seluruh ajaran (ilmu) dan mengerti garis hidup setiap ummat.

4. Dewa berbadan manusia bersenjatakan Trisula Weda. Trisula adalah senjata Dewa Siwa (Dewa pelebur) yang digunakan untuk melebur segala sesuatu yang usang. Weda adalah kitab suci agama hindu. Trisula Weda dapat diartikan: dengan seluruh kekuatan Baladewa sebagaimana yang terdapat dalam kitab suci Weda, akan digunakan Dewa berbadan manusia untuk melebur semua agama-agmama yang ada di muka bumi ini dan menghapus golongan Brahmana. Bila golongan Brahmanna telah terhapus maka hanya tersisa tiga golongan (Triwarna) yaitu Ksatriya, Waisya, dan Sudra.

Dewa berbadan manusia akan memimpin pemerintahan atau memerintah, dan menempati posisi Ksatriya. Dalam bahasa Jawa Ksatriya disebut SATRIO. Selama Dewa berbadan manusia belum dilihat, belum diketahui, belum disaksikan oleh manusia dalam memimpin maka Dewa tersebut dianggap masih bersembunyi yang dalam bahasa Jawa disebut PININGIT (memingit diri) meskipun pada hakekatnya Dewa tersebut sudah dilihat dan sudah diketahui oleh sebagian orang. Selama Dewa belum memimpin ummat manusia maka selama itu pula masih disebut SATRIO PININGIT.

5. Untuk mencapai tujuannya; Dewa berbadan manusia harus berperang melawan Asura (iblis, jin dan syetan). Dalam peperangan Dewa bergelar pangeran perang karena Dewa adalah putra Dewa perang (Dewa Indra). Jika berperang tanpa pasukan Sakti Mandraguna tanpa azimat. Menyerang tanpa pasukan bila menang tidak menghina orang lain. Dewa berbadan manusia juga menyandang gelar sebagai IMAM MAHDI.

6. Dewa berbadan manusia memiliki hak dan otoritas untuk menghapus golongan Brahmana dan melebur agama-agama yang ada di muka bumi agar manusia sepakat di dalam SATU TUHAN. Dewa membawa enam sifat-sifat ketuhanan sebagaimana watak Dewa Wisnu. Karena Dewa membawa sifat-sifat ketuhanan maka Dewa juga disebut sebagai Yesus Kristus atau Isa Almasih.

7. Dewa berbadan manusia membawa kebajikan dan kasih karena itu dewa disebut juga dengan Buddha Metteyya.

8. Dewa berbadan manusia bukanlah seorang nabi akan tetapi dia memiliki kedudukan tertinggi dari yang paling tinggi. Dia adalah representasi Tuhan. Bayangan Nyata, Tuhan semesta alam. Dialah yang akan membawa manusia kepada Brahman, Tuhan Yang Maha Esa.

Demikianlah hipotesa dan tinjauan filosofis saya terhadap artikel TRISULA WEDHA. Harapan saya semoga membawa manfaat dan dapat mencerahkan kita semua. Marilah kita menantikan dia yang dinanti-nanti. Menunggu dia yang ditunggu-tunggu. Ternyata yang kita nanti dan kita tunggu kemunculannya adalah sama. Dia hanya satu. Dia hanya memiliki begitu banyak nama tapi dia tak bernama. Dia yang begitu banyak gelar tapi dia tak bergelar. Karena ketidaktahuan kitalah sehingga kita menyebut dia piningit (menyembunyikan diri atas memingit diri). Karena kesombongan kitalah sehingga kita mengacuhkannya.

Mungkin saja dia tidak seperti dengan apa yang kita katakan atau bisa saja dia tidak bersembunyi sebagaimana yang kita sebutkan. Memang kita semua salah dan hanya dia yang benar. Hanya dia yang suci dari kesalahan, dan kitalah yang jauh dari kebenaran.

BACA:  Mengenal Lebih Dekat Tentang Nusantara

LAKI-LAKI DARI TIMUR

Untuk mendukung kebenaran hipotesa ini dan dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip rasionalitas dan obyektivitasnya dianggap perlu mengangkat ramalan Nostrodamus sebagai bahan untuk kompharasi.

Michael Nostrodamus (1503-1566) seorang warga Perancis keturunan Yahudi, tokoh peramal dari Barat yang terkenal karena ramalan-ramalannya dianggap tepat dan akurat. Menurut ramalan beliau yang ditulis oleh V.S Hewitt dan Peter Lorie dalam buku The End of the Millenium, Prophecies: 1992 to 2001, beliau meramalkan pada tahun 2000, disebutkan secara lebih khusus mengenai munculnya seorang pemimpin yang bakal merubah dunia.

Menurut beliau (Nostrodamus):

1. Akan muncul A New World Religion
2. Dipimpin oleh seorang yang dikenali dengan panggilan The Man from the East
3. Dia muncul dari negeri yang terletak di pertemuan tiga buah laut
4. Kemunculannya menggemparkann Timur dan Barat
5. Ketika muncul dia memakai serban biru (The Blue Turban)
6. Dia merayakan hari kamis sebagai hari istimewa bagi dirinya

Cakra Ningrat memberi penafsiran terhadap ramalan Nostrodamus dengan uraian penjelasan sebagai berikut:

1. A New World Religion atau Agama Baru Dunia yang diramalkan akan muncul adalah satu agama baru yang akan menguasai dunia. Agama ini tidak pernah dikenal dan tidak pernah diperkirakan oleh ummat manusia di seluruh dunia. Agama itu adalah agama TRISULA WEDA. Agama ini hanya berisi tiga perintah dan tiga larangan.

Tiga perintah adalah manusia harus melakukan perbuatan yang benar, lurus, dan jujur.
Tiga larangan adalah manusia tidak boleh melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, tidak boleh mencuri, dan tidak boleh berbuat kejahatan.

2. The Man from the East atau LAKI-LAKI DARI TIMUR
Itulah julukan yang diberikan kepada pemimpin agama baru dunia. Laki-Laki Dari Timur adalah sebuah julukan yang memberi kesan gagah, berani, kuat, jantan, perkasa, sakti, dan tidak terkalahkan. Julukan ini memberi indikasi adanya peperangan yang telah dilalui oleh sang pemimpin dan peperangan itu telah dimenangkannya.

Satrio Piningit adalah seorang laki-laki. Dia bergelar Pangeran Perang. Jika berperang tanpa pasukan. Menyerang tanpa pasukan. Bila menang tak menghina orang lain. Dia seorang diri mengalahkan musuh-musuhnya. Perang yang dilakoninya adalah perang di dunia gaib. Tidak ada yang mengetahui perang itu kecuali dirinya sendiri.

Dunia gaib adalah dunia tanpa batas yang disebut KEGELAPAN. Siapapun yang berkuasa di dunia gaib maka kelak dia akan berkuasa di dunia nyata. Dunia nyata yang kita tempati sekarang ini adalah dunia yang dikuasai oleh dia yang memenangi pertempuran. Dialah Laki-Laki Dari Timur. Kata Timur dapat dimaknai sebagai tempat terbitnya matahari. Tempat terbitnya terang. Dunia Nyata.

Kelak bila tiba waktunya kita semua akan menyaksikan secara nyata laki-laki itu. Dia adalah Dewa berbadan manusia. Berparas seperti Dewa Kresna. Berwatak seperti Baladewa. Menguasai seluruh ajaran (ngelmu). Mengerti garis hidup setiap ummat. Bersenjatakan Trisula Wedha. Dialah Sang Ksatria. Dialah yang menghapus dan melebur seluruh agama-agama menjadi satu dan mendirikan tonggak sejarah baru peradaban dunia dengan agama baru dunia, yaitu: “TRISULA”.

Nostrodamus meramalkan Laki-Laki Dari Timur muncul tahun 2000. Jayabaya menyebut “selambat-lambatnya menjelang tutup tahun”. Mungkin yang dimaksud Jayabaya adalah menjelang tutup tahun abad XX atau tahun 2000 kemudian dunia Internasional memasuki abad Millenium Baru. Dengan mengamati fenomena alam yang tidak menentu dan kejadian-kejadian lainnya sejak tahun 2000 baik di Indonesia maupun di seluruh belahan dunia. Sepatutnya kita mawas diri dan waspada terhadap kebenaran dua ramalan suci ini. Janganlah jadikan ketidaktahuan kita atau kebodohan kita untuk menguji tentang sebuah kebenaran. Tiada kebenaran selain kebenaran itu sendiri.

3. Pemimpin agama baru dunia yang memakai julukan LAKI-LAKI DARI TIMUR akan muncul dari negeri yang terletak di pertemuan tiga buah laut. Ramalan nostrodamus sangat relevan dengan ramalan Jayabaya, saling mendukung dan saling melengkapi untuk sempurnanya sebuah rencana besar Tuhan. Pertanyaannya dimanakah Satrio Piningit bersembunyi mengingat betapa luasnya Indonesia ini. Nostrodamus mengatakan pemimpin itu akan muncul dari negeri atau wilayah yang terletak di pertemuan tiga buah laut. Satu-satunya negeri atau wilayah yang berada di pertemuan tiga laut adalah SULAWESI (lihat peta).

BACA:  Keajaiban Kota Makkah

SULAWESI

Di sebelah utara pulau Sulawesi adalah Laut Sulawesi, di sebelah selatannya adalah Laut Flores dan di sebelah timurnya adalah Laut Maluku. Ternyata laki-laki dari Timur itu berada di Indonesia Bagian Timur, tepatnya di Sulawesi. Disitulah dia menyembunyikan dirinya sambil menanti waktu terbitnya terang.

4. Dalam kitab suci Alqur’an sangat banyak ayat-ayatnya yang menyebut timur dan barat. Tidak satupun ayat yang menyebut utara dan selatan. Dunia yang kita tempati sekarang berikut peradabannya hanya terbagi dua yakni timur dan barat. Utara dan Selatan adalah daerah kutub yaitu sebuah kawasan yang tidak dihuni oleh manusia.

Kemunculan pemimpin “agama baru dunia” akan menggemparkan Timur dan Barat maksudnya bukan hanya negeri indonesia akan tetapi dia akan menggemparkan dunia beserta seluruh isinya.

5. Ketika muncul dia memakai serban biru (The Blue Turban). Serban adalah selembar kain yang lazim digunakan oleh ummat islam. Serban biasa digunakan oleh orang-orang arab sejak masa pra islam untuk mengatasi hawa dingin atau teriknya panas matahari.

Kebanyakan ummat islam beranggapan bahwa pemimpin yang akan muncul nanti adalah pemimpin islam yang bernama Imam Mahdi. Sebab salah satu ciri Imam Mahdi adalah mengenakan serban. Ciri lainnya adalah menunggang kuda putih.

Tentu saja pendapat ummat islam sangat keliru kalau tidak ingin dikatakan salah. Dalam menafsirkan sebuah ramalan suci hendaknya kita menganalisi kata demi kata. Nostrodamus menyebut “serban biru” (The Blue Turban). “Serban biru” terdiri atas dua kata yang masing-masing memiliki arti tersendiri.

Cakra Ningrat berpendapat “serban biru” adalah kalimat simbolik. Serban adalah penutup kepala. Kepala adalah bagian terpenting dan vital pada tubuh manusia. Akal, fikiran dan logika manusia terletak di kepala sebagai pusat kendali perintah pada tubuh manusia. Warnah biru adalah warnah “dewa” yang melambangkan warna langit tanpa batas dan lautan abadi.

Dengan demikian “serban biru” (the blue Turban) memiliki arti “kekuasaannya yang luas tanpa batas dan bersifat abadi. Hal ini dapat dimaknai bahwa pemimpin yang akan muncul nanti adalah pemimpin yang tidak terbatas hanya di dunia saja tapi juga di akhirat. Dia adalah pemimpin yang abadi dan tak tergantikan. Kekuasaannya tidak hanya di dunia ini akan tetapi juga di akhirat. Pemimpin yang akan muncul ini adalah MESIAS atau AL MASIH.

6. Dia merayakan hari kamis sebagai hari istimewa bagi dirinya. Dia tidak mau menjadikan hari jum’at sebagai hari istimewa oleh karena hari jum’at adalah hari istimewa bagi agama islam. Dia juga tidak mau hari sabtu oleh karena hari sabtu sudah diistimewakan agama Yahudi. Demikian pula hari minggu, dia juga enggan mengistimewakannya oleh karena telah diistimewakan oleh agama nasrani. Karena itu dia menjadikan hari kamis sebagai hari istimewa bagi agama baru dunia “TRISULA”.

Boleh jadi dan mungkin saja hari “penghakiman” akan bertepatan dengan hari kamis. Di hari yang dia istimewakan itu dia akan menghakimi kita. Dia akan memutuskan apakah kita orang baik atau orang jahat. Apakah kita melaksanakan perintah Trisula atau mengerjakan larangan Trisula.

Dialah Dewa berbadan manusia yang dinanti ummat hindu
Dialah Buddha Metteyya yang dinanti ummat buddha
Dialah Mesias yang dinanti ummat kristen
Dialah Almasih yang dinanti ummat islam
Dialah yang memiliki banyak nama tapi tak bernama
Dialah yang memiliki banyak gelar tapi tak bergelar
Dialah yang selalu diingat tapi dilupakan
Dialah yang selalu dilupakan tapi terekam dalam ingatan
Dialah yang dipuja tapi dihina
Dialah yang dihina tapi dipuja-puja

Tiada yang mengetahui dia kecuali dirinya sendiri
Tiada yang sampai pada Tuhan kecuali hanya sampai pada dirinya

Dia bukan Tuhan tapi pembawa sifat Tuhan
Dia bukan Tuhan tapi pembawa cahaya Tuhan
Dia bukan Tuhan tapi pembawa kebenaran Tuhan

Dikatakan dia ada namun tiada
Dikatakan tiada namun bisa jadi dia sudah ada di sekitar kita

Kita menantikan kemunculan dia
Namun dia menanti keputusan Tuhan-nya

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN