Survey Geofisika di Bawah Permukaan Gunung Padang

 

Survey di Bawah Permukaan Gunung Padang

TTRM sudah melakukan  survey geofisika bawah permukaan dengan sangat intensif dan komprehensif, meliputisurvey georadar, geolistrik (multi channel resistivity), geomagnet,dan seismik tomografi. Tim juga melakukan pengeboran di empat titikuntuk melihat stratifikasi batuan, kalibrasi  pemindaian geofisika,dan mengambil sampel batuan. Lubang bor pertama di Teras 3 sampaikedalaman 29 meter, dua lubang bor lainnya di pinggir Teras 5 dansatu lubang bor di lereng timur, masing-masing mencapai kedalamansekitar 15 meter.

Bisa dikatakan bahwa kontroversi dimedia tentang apa yang ada di bawah permukaan Gunung Padang adalah‘kontroversi ilmiah yang semu’, karena yang di‘anti-thesis’kan oleh Kelompok ABG hanya berdasarkan opini umum dari mendengar berita hasil penelitian TTRM di media massa ataucuri-curi melihat gambar-gambar penampang geolistrik, georadar, danseismik tomografi. Kelompok ABG belum pernah melihat dan mendengarsecara utuh presentasi dari hasil penelitian mutakhir TTRM sehinggasebenarnya terlalu cepat untuk berbeda pendapat.

Lumrah saja kalau ada perbedaanpendapat antara seorang ahli dengan yang lainnya dalammenginterpretasikan hasil survey bawah permukaan, asal masing-masinginterpretasi dapat dijustifikasi secara ilmiah, dan itu hanya bisadilakukan kalau sudah sama-sama melihat datanya dulu secara utuh danmendiskusikan atau memperdebatkannya dalam forum ilmiah. Dalam forumyang benar, perbedaan interpretasi akan memperkaya dan mempertajamanalisa sehingga akan mendapatkan kesimpulan yang lebih baik, bukanmalah jadi bahan perpecahan.

BACA:  Catatan Seajarah Nusantara Tahun 500 Masehi Sampai 1000 Masehi

Uraian ringkas dari survey pemindaiangeofisika bawah permukaan dan data bor adalah sebagai berikut. Terlihat ada lima lapisan dari atas sampai kedalaman 150 meter. Pada penampang geolistrik atau struktur lapisan berdasarkan nilairesistivitas. Survey geolistrik memetakan struktur bawah permukaanini dengan cara memasukkan arus listrik ke dalam bumi kemudianmerekam arus listrik yang kembali ke permukaan padaelektroda-elektroda yang terpasang dengan membawa data resistivitasbatuan/tanah yang dilaluinya di bawah permukaan.

Resistivitas adalah sifat material untuk tidak menghantarkan arus listrik. Batuan keras,kompak dan padat seperti batuan beku andesit mempunyai nilairesistivitas sangat tinggi sedangkan batuan berpori atau beronggaatau didominasi lempung biasanya mempunyai resistivitas rendah. Kandungan air adalah faktor yang sangat berpengaruh. Makin jenuhmakin rendah resistivitasnya karena air menghantarkan arus listrik.

Lapisan pertama yang mempunyai nilairesistivitas rendah adalah Situs punden-berundak yang terdiri darisusunan batu-batu kolom andesit-basaltik (“columnar joint rocks”)beralaskan tanah dan bongkah-bongkah batuan. Di bawahnya ada lapisankedua dengan resistivitas tinggi, yang merupakan batu-batu kekarkolom tersusun sangat kompak dan diantaranya terisi material haluspejal setebal beberapa meter sampai kedalaman sekitar 5 meter. Lapisan ketiga mempunyai resistivitas sedang, juga tersusun daribatu-batu kekar kolom yang sama tapi posisi kolomnya miring terhadapkedudukan lapisan.

BACA:  Ciri-Ciri Orang Yahudi

Pada radargram dari survey georadar terlihatsusunan batu kolom lapisan ketiga ini seperti ‘teranyam’ teratur. Kalau dalam geologi terlihat seperti struktur “cross bedding”dan perlapisan “onlap” dan “offlap”; Namun struktur inibiasanya terdapat pada pengendapan sedimen pasir karena media airatau angin bukan untuk balok-balok batu kekar kolom. Lapisan ketigatebalnya sekitar 10 meter sampai kedalaman 15 meter dari muka tanah.

Pada kedalaman 15 meter barulahpengeboran menembus formasi batuan alamiah/geologi berupa tubuhbatuan lava basaltik masif terkekarkan. Tebal lava mencapai lebihdari 15 meter. Setelah dilakukan grid lintasan geolistrik yang cukuprapat dengan resolusi tinggi (spasing elektroda 2 m) ternyata tubuh‘lidah’ lava ini tidak begitu saja menclok di atas bukit yangmemanjang utara-selatan tapi ditemukan leher ‘intrusi’batuanmagmanya di sebelah timur Teras 3 dan 4, tidak di bawah teras-terassitus. Leher intrusi ini kira-kira berdiameter sekitar 15-20 m.

Yang lebih menarik lagi, geometri luartubuh batuan lava terlihat tidak alamiah tapi seperti sudah dipahatatau dibentuk oleh manusia. Pada penampang geolistrik barat-timur permukaan lava ini berbentuk trapesium selaras dengan morfologibukit. Lapisan 1,2,3 di atasnya terlihat mengikuti dengan patuhbentuk permukaan lava ini dengan ketebalan yang konstan baik padalintasan-lintasan penampang arah barat-timur ataupun utara-selatan . Ladi lapisan lapisan ini datar di atas bukit di bawah situs megalitikdan miring sejajar dengan muka tanah di lereng barat dan timur danutaranya. Yang lebih menarik lagi, lapisan 1,2,3 ini terpancungtiba-tiba secara horisontal pada kedua sisi barat dan timur bukit.

BACA:  Borobudur, Bukti Kecanggihan Teknologi Peradaban Masa Lalu Nuasantara

Beda tinggi antara permukaan terassitus di atas dengan horison dimana lapisan 1,2,3 ini terpancungadalah sekitar 30 meter di semua lintasan geolistrik dari Teras-1sampai Teras-4, sangat konsisten. Di Teras-5 beda tingginya hanya 20meter. Dari fakta-fakta ini sangat sukar kalau tidak mustahil bagisiapapun untuk menginterpretasikan bahwa lapisan 1,2,3 adalahlapisan geologi. Jauh lebih masuk akal apabila diinterpretasikansebagai bangunan berbentuk trapesium memanjang utara-selatan; Jadibolehlah kalau dibilang mirip piramid terpancungnya Bangsa Maya diAmerika Selatan, dengan catatan bagian sisi selatannya berdinding tegak.

 

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin

JANGAN LEWATKAN