Selain dari manuskrip kuno peninggalan Plato, kemungkinan besar Atlantis terletak di Indonesia dikuatkan melalui metode Quranic Archeology, atau penelitian dari teks-teks kitab suci Al Quran yang dilakukan oleh Kepala Arkeolog Penelitian Gunung Padang, Ali Akbar.
“Meneliti dari manuskrip Al Quran dibolehkan karena dalam arkeologi, Al Quran adalah artefak,” papar Ali Akbar yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang bertajuk “Bencana dan Peradaban” serta peluncuran buku “Plato Tidak Bohong, Atlantis Ada di Indonesia” karya Danny Hilman yang gelar di Gedung Krida Bhakti kompleks Sekretariat Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (20/5).
Disebutkan dia, pada faktanya nabi-nabi sebelum nabi Ibrahim yang disebutkan dalam Al-Qur’an tidak ada identifikasi geografi dimana mereka itu diturunkan.
“Nabi Adam, Nuh, Hud, Idris, Saleh dan seterusnya, itu tidak disebut dimensi ruangnya, tidak jelas dari mananya, baru kemudian Nabi Yusuf disebutkan dari Mesir. Nabi-nabi pra Ibrahim tidak disebutkan,” papar Ali
Namun dari segi waktu, dapat diperkirakan waktunya adalah antara 25 ribu sampai 5000 tahun sebelum masehi. Dimana yang mengejutkan, dalam rentang tahun ini terjadi kekosongan sejarah dimana belum ditemukan penjelasan tentang kejadian sejarah apa saja yang terjadi pada kurun waktu itu.
“Fakta ini membuat seluruh kemungkinan menjadi mungkin. Karena kosongnya sejarah ini maka semuanya jadi mungkin. Karenakan tidak ada tertulis di Al-qur’an dimana sebenarnya nabi-nabi itu,” tambahnya.
Sebagai contoh, disebutkan Ali Akbar tidak pernah disebutkan dimanakah Nabi Adam AS diturunkan dari surga. Yang disebutkan hanya Nabi Nuh, yang bahteranya mendarat di bukit Ararat.
“Tapi bukit Ararat itu dimana? Berangkatnya juga dari mana? Selain itu, umatnya para nabi terdahulu ini disebutkan hancur karena menyembah berhala. Berhala itu batu, berarti itu megalithikum, dan kita bisa menemukan seluruh situs Megalithikum di seluruh dunia,” ujarnya.
Karenanya, kemungkinan bahwa bangsa-bangsa terdahulu berasal dari Atlantis yang juga kemungkinannya ada di Indonesia menjadi terbuka lebar.
“Fakta bahwa Atlantis berada pada sekitar 11 ribu tahun yang lalu menjadi mungkin saja,” tandasnya.
Dari sisi demografi, Atlantis sangat mirip dengan Indonesia
Atlantis adalah misteri yang menggoda para ilmuwan, dan kaum spritualis untuk menelisik kembali peradaban maju manusia yang, konon, hilang ditelan bumi. Sampai saat ini, setidaknya ada ribuan buku telah ditulis ihwal legenda itu. Pada mulanya adalah Plato (427-347 SM), filsuf Yunani, mencatat cerita soal benua hilang itu dalam dua karyanya, Timaeus dan Critias. Keduanya adalah karya terakhir Plato, yang ditulis pada 347 SM.
Berdasarkan dua karya Plato itu, DR Danny Hilman Natawidjaja, menelurkan sebuah buku yang berjudul “Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada di Indonesia.””Konsep utama unsur pembentukan alam terdiri dari air, api, tanah, dan udara. Semua itu tertuang dalam dua karya Plato Timaeus dan Critias, jadi tidak mungkin Plato berbohong dan berkhayal,” kata Danny Hilman, di sela acara Diskusi Bencana dan Peradaban dan Peluncuran Buku “Plato Tidak Bohong, Atlantis Pernah Ada di Indonesia,” di Jakarta, 20 Mei 2013.
Danny menambahkan, dua karya Plato itu berasal dari manuskrip yang dimiliki oleh kakeknya yang didapat dari Mesir yang sudah ditranskip ke dalam bahasa Yunani.Di karya Critias menyebutkan kalau Atlantis berasal dari 9.600 SM atau 11.600 tahun yang lalu. Atlantis dijelaskan sebagai wilayah tropis, bertemperatur sedang, berbentuk daratan besar yang sangat indah, subur, banyak sumber air, flora, fauna, dan bahan tambang logam mineral.”Di karya itu juga dikatakan ada dua binatang buas di Atlantis. Apakah itu harimau atau komodo?” ujar Danny.Mirip dengan Indonesia
Kesamaan Atlantis dan di Indonesia juga terlihat dari manuskrip kuno yang digunakan Plato untuk menjelaskan Atlantis, seperti adanya sungai, gunung berapi, masyarakatnya bisa membangun candi, habitat padat, masyarakat yang taat agama, patuh hukum, dan tidak mementingkan harta.
“Dari sisi demografi, Atlantis sangat mirip dengan Indonesia,” kata Danny.
Ia juga menyampaikan, Atlantis hilang karena curah hujan yang sangat besar pada saat itu, sehingga menyebabkan banjir besar dan kemudian menenggelamkan Atlantis.
“Proses menghilangnya Atlantis tidak dalam waktu sehari semalam, tapi terjadi selama beribu-ribu tahun yang disebabkan banjir yang terus menerus datang,” jelas Danny.
Sementara di karya Timiaeus, Plato menjelaskan, bukan hanya banjir yang menyebabkan hilangnya Atlantis. Tapi, masih banyak bencana lain yang menyebabkan musnahnya Atlantis dan peradabannya.
“Bencana-bencana di Indonesia juga sering terjadi, seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan lainnya. Dari konsep bencana katastrofi dan musnahnya peradaban, banyak juga peradaban di Indonesia yang hancur karena adanya bencana,” tutup Danny..
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin