Inisiator Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, Andi Arief menyatakan, tim mereka sedang menulis laporan lengkap hasil riset Gunung Padang, yang melibatkan sejumlah disiplin ilmu. Laporan riset ini, diharapkan menjadi masukan untuk Presiden SBY, dalam memberikan arahan selanjutnya.
Ada empat lapisan kebudayaan di Situs Gunung Padang, Cianjur – Jawa Barat, yakni lapisan 600 tahun sebelum Masehi, 4.900 tahun sebelum Masehi, 11.500 tahun sebelum Masehi serta 25.000 tahun sebelum Masehi.
Hasil temuan di lapisan 3 dan 4 sangat berbeda dengan lapisan 1 dan 2. Lapisan 1 dan 2 secara otomatis UU Cagar Budaya menyatakan itu wajib ditindaklanjuti oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pemerintah daerah.
“Lapisan 3 dan 4 yang “sangat istimewa” dan “tiada duanya” di dunia. Temuan ini kelihatannya bukan wilayah Kemendikbud,” ujar Andi Arief.
“Kita akan meminta arahan Presiden, ke instansi manakah “teknologi dahsyat” dan “bermanfaat buat rakyat” ini diserahkan. Apakah kepada Kementerian Pertahanan, Kementerian ESDM, TNI-POLRI, semuanya sesuai arahan Bapak Presiden”, tambah Andi.
“Tugas keilmuan tim ini telah berhasil menemukan sesuatu yang indah pada waktunya. Living monument buah mahakarya leluhur kita ditemukan oleh kita sendiri. Jika kolonialisme mencari ini 350 tahun, Tuhan memberi kemudahan bagi kita semua untuk menemukannya hanya dalam tempo 2,5 tahun,” ujar Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial itu.
Riset terakhir yang dilakukan adalah pengambilan citra situs, mirip dengan teknik USG pada wanita hamil saat melihat kandungan. Kini tim sedang menunggu sejumlah hasil uji laboratorium atas beberapa sampel baru.
TTRM secepatnya akan menyelesaikan kewajiban kepada warga, tenaga lokal, rental alat dan lain-lain. Selama ini TTRM bekerja mandiri, tidak dengan uang negara. TTRM berharap bisa menutup galian ekskavasi bersama masyarakat.
Danny H. Natawidjaja, Koordinator TTRM Gunung Padang, mengungkapkan, penelitian tim terpadu selama ini, banyak kemajuan positif untuk mengungkap tuntas situs purba tersebut. Temuan-temuan sejauh ini menyimpulkan situs Gunung Padang sangat istimewa, antara lain bisa dilihat dari luas situs dan ketinggian yang bahkan lebih besar dari Borobudur. Belum lagi jika menyinggung bahwa situs itu dibangun lebih dari satu lapis budaya.
Apa Keistimewaan Situs Gunung Padang?
Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial, Andi mengatakan, ada temuan yang sangat istimewa dan teknologi dasyat di situs Gunung Padang, yang kemungkinan bukan wilayah Kemendikbud, melainkan Kementerian Pertahanan, Kementerian ESDM, atau TNI-POLRI. Apa sebenarnya temuan itu? Andi belum menjelaskannya.
Ketua Tim Penelitian Terpadu Mandiri Gunung Padang, Ali Akbar sedikit memberi gambaran tentang temuan istimewa itu. Hasil penelitian tim arkelologi Situs Megalitikum Gunung Padang, di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Cianjur ditemukan struktur bangunan yang bentuknya jauh berbeda dengan struktur bangunan Gunung Padang yang saat ini terlihat secara kasat mata.
Pada eskavasi yang dilakukan di kedalaman 1 hingga 4,5 meter, ditemukan batuan yang justru tidak saja hanya disusun namun sudah direkatkan dengan campuran semacam semen purba.
“Pada kedalaman 1 hingga 4,5 meter ini, telah diteliti dan diuji Laboratorium Beta Analityc Radiocarbon Dating (BETA) di Miami, Amerika Serikat. Diketahui usai banguann itu sekitar 4500 SM, namun mempunyai teknologi mendirikan bangunan lebih canggih dibanding di struktur luarnya yang diperkirakan berusia 500 SM,” ucap Ali Akbar.
Peradaban pada usia bangunan lebih tua, justru mempunyai peradaban yang tinggi dibanding peradaban pada bangunan di atas dengan usia lebih muda. Hal ini menandakan adanya penurunan peradaban entah disebabkan karena bencana alam atau peperangan yang membuat sejumlah manusia saat itu menghilang/musnah.
Semen Purba dari Besi
Tinggi peradabaan pada era sebelaumnya, juga ditandai dengan kompisisi semen purba yang sudah mengandung besi. Padahal, dalam batu yang juga mengandung unsur besi, hanya ditemukan paling banyak 3 persen kandungan besi.
“Setelah kami teliti juga ada kandungan besi yang lebih dominan dalam struktur pada kedalaman sekitar 4,5 meter yang mencapai 45 persen kandungan besi, 15 persen tanah liat, dan sisanya silika,” ucapnya.
Dari temuan tersebut, tim menduga manusia di situs Gunung Padang ini telah megetahui kandungan besi yang bisa merekatkan bebatuan.
“Mereka tahu batu mana saja yang mengandung besi lalu mereka tumbuk dan kemungkinan mereka bakar pada panas tertentu untuk melelehkan dan dicampur tanah liat dengan beberapa bahan, sehingga terciptalah semen purba. Ini menunjukan peradaban yang sangat tinggi saat itu,” ucapnya.
Bahkan, diantara struktur tersebut ditemukan pecahan logam besi sepanjang 10 centimeter. Pembangunan itu diduga dilakukan oleh beberapa generasi.
Sebagai pembanding, Candi Prambanan yang dibuat pada sekitar 800 Masehi didirikan di atas tanah urukan setebal 14 meter. Jika di Gunung Padang ditemukan susunan batu buatan manusia sampai dengan kedalaman 8 meter, maka dunia pun akan tercengang.
“Pada kedalaman tersebut kemungkinan akan ditemukan bukti peradaban umat manusia pada 11600 SM. Padahal peradaban besar dunia baik di Mesopotamia, Mesir, maupun Yunani yang tertua berusia sekitar 4000 SM,” ujarnya.
Bentuk struktur bangunannya pun jauh berbeda dibanding banguann luar Gunung Padang. Beberapa batu yang direkatkan dengan semen, diduga merupakan dinding bangunan yang bentuknya tidak berundak.
Apakah yang dimaksud Andi Arif dengan temuan sangat istimewa dan teknologi dasyat di situs Gunung Padang -bisa terkait Kementerian Pertahanan, Kementerian ESDM, atau TNI-POLRI-, adalah teknologi semen besi tersebut ?. Kita tunggu penjelasan Presiden SBY.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin