11.600 tahun yang lalu meletuslah Gunung Krakatau, Entah letusan yang ke berapa Namun adalah yang paling dahsyat Maha dahsyat! Yang menenggelamkan Benua Attala Alias Benua Neraka—meski alamnya indah bagai surga namun mungkin karena tempat dua rumpun suku besar Suku kulit terang dan kulit hitam yang senantiasa hidup bermusuhan Senantiasa berperang dan saling memusnahkan Maka dinamakan Attala atau Atlantis menurut lidah bule.
Meskipun demikian Diantara mereka tetap ada Yang menyerah kepada keagungan Cinta Lalu berjodoh berkasih-kasihan Lalu berkawin-mawin dan melahirkan Rumpun bangsa kulit berwarna Gen campuran, gen jalan tengah Yang menjadi penengah ekstrim kiri dan kanan.
Karena letusan mahadahsyat Krakatau itu Air laut mendidih membuncah-buncah Dan langit gelap-gelap katon Air laut yang tersedot panas lalu turun lagi menjadi hujan badai berhari-hari Gempa yang memecah daratan mengalirkan samudra ke
lembah-lembah.
Jadilah banjir bandang besar berhari-hari Luluh lantaklah benua Attala Terpecah-pecah menjadi pulau-pulau kecil dan besar Yang dikelilingi air laut yang mengepung Maka disebutlah kini Salila Buana atau Benua Air Atau ada juga yang menyebutnya Nusa Antara atau Pulau-pulau Tersebar Dan lidah masyarakatpun menyebutnya dengan mudah: NUSANTARA !!!
Karena hujan badai banjir, gempa gunung meletus, maha mengerikan itu Maka semburatlah para penghuni Attala Berlayar atau mengembara Baik rumpun kulit terang maupun kulit hitam dan kulit berwarna Berhimpun berkabilah-kabilah, memulai perjalanan panjang lintas benua.
Kabilah Indian ke benua Amerika Kabilah Etiopia dan Mesir ke benua Afrika Kabilah Yunani dan Minoa ke daratan sekitar Laut Tengah Kabilah Mesopotamia ke Irak, Iran dan Palestina Kabilah India ke Benua Hindustan Dan sebagainya Dan sebagainya.
Tinggallah orang-orang sabar Tersabar di dunia, Terlugu di akhirat. Dialah manusia-manusia Nusantara Mereka setia menunggui buminya yang kini menjadi pulau-pulau Yang mulai tenang dan menumbuhkan lagi pohon-pohon dari tunas-tunasnya.
Manusia Nusantarapun membangun lagi kehidupannya dari nol Berbekal ingatan warisan leluhur. Namun dipilih dari peradaban paling sederhana Untuk memanfaatkan apa yang tersedia di alam Yang kaya raya dan melimpah ruah.
Bambulah yang dipilih paling dahulu Ditambah bantuan dari pohon kelapa Serta rotan dan akar-akaran Karena itulah bahan yang mudah diolah Dan mempunyai manfaat yang multiguna.
Mereka membangun rumah dari bambu, Membuat rakit dari bambu, Membuat bubu penangkap ikan dari bambu, Membuat peralatan rumah tangga dari bambu, Membuat kandang ternak dari bambu, Membuat pagar dari bambu, Bahkan senjatapun dari bambu runcing.
Baru kemudian bahan-bahan lain dilengkapkan Batok kelapa, sabut kelapa Tulang daun kelapa Rotan dan akar-akaran dan sebagainya. Kerinduan kepada Tuhan Tidak lagi dirupakan dengan arca di Kuil-kuil megah Tapi cukup dengan batu-batu menhir dan dolmen yang disusun-susun, Lalu disembah didampingi persembahan buah-buahan dan bunga-bunga.
Untuk menghibur diri di kala lelah Apalagi jika malam indah diterangi bulan purnama Dan anak-anak tak mau tidur cepat-cepat. Maka didongengkanlah sisa-sisa ingatan Mengenai kisah leluhur yang suka berperang Lalu dihukum Tuhan dengan gempa hebat dan banjir besar.
Diajarkannya sari dongeng itu kepada anak cucu Agar mereka tidak suka menjadi manusia pemarah Yang berhati dengki, culas , serakah dan suka berkelahi Karena untuk apa ?
Toh di alam luas Nusantara tersedia segala-galanya Bisa dimakan dan dimanfaatkan gratis tanpa harus berebut Asal kekayaan alam itu tidak dikuras. Namun sekedar untuk dimakan berdasarkan kebutuhan Sak madyo , secukupnya, seperlunya.
Itulah kearifan Nusantara yang asli Sebelum datang orang-orang asing lagi Yang minggat karena takut hidup di Attala Kini ingin datang lagi merebut Attala yang sudah bernama Nusantara.
Maka akan datang episode buas dan ganas yang akan merusak keindahan dan kedamaian Nusantara Dari tangan bangsa yang sabar, ramah tamah dan murah hati. Sehingga ada yang menyebutnya bodoh, lugu, malas dan lalai. Mereka akan dihancurkan para peminggat yang licik, serakah dan tinggi hati. Maka waspadalah wahai manusia Nusantara! Waspadalah! Waspadalah!! Waspadalah!!!
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
sajak sunda sedih, kesaktian eyang surya kencana, Java tel aviv, kayu tlogosari, orang terkaya di dharmasraya, naskah drama bahasa sunda 10 orang, sunan pangkat, tokoh wayang berdasarkan weton, penguasa gaib pulau sumatera, Ki sapu angin